Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Feature

Menuai Berkah Dimusim Buah

321
×

Menuai Berkah Dimusim Buah

Sebarkan artikel ini

TANAH BUMBU- Musim buah menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang musiman. Saat musim buah datang, mereka pun menuai pundi-pundi rupiah dengan menjual buah musiman, seperti durian, rambutan, mangga dan beberapa buah musiman lainnya.

Seperti Romansyah contohnya, pria asal Pagatan, Tanah Bumbu, ini sudah kurang lebih 3 tahun menjadi pedagang buah musiman. Ia menggelar lapaknya di halaman Pasar Pagatan, bersama dengan beberapa pedagang lainnya.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Saya senang bisa jualan buah musiman, mungkin seterusnya saya akan berjualan. Walaupun harus jauh dari anak istri saya yang tinggal di Banjarbaru. Kalau buah mangga saya ambil dari pengepul di Banjarmasin, biasanya saya langsung ambil dari pelabuhan Trisakti. Kalau buah rambutan, durian dan tiwadak dari pengepul yang berasal dari beberapa daerah, salah satunya dari daerah Anjir Pasar,” terangnya.

Untuk buah mangga, ia menjual dengan harga Rp10.000 per kilogramnya, sedangkan durian ia mengaku menjual dengan harga Rp50.000 perbijinya. Ia biasanya mulai berjualan pagi-pagi sekali sampai malam hari tergantung kondisi cuaca dan kondisi kesehatannya.

Romansyah biasanya mulai berjualan buah musiman saat akhir tahun hingga awal tahun. Sampai kira-kira bulan acara pesta pantai selesai di gelar, yaitu bulan april bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Tanah Bumbu.

Sedangkan pertengahan tahun ia habiskan dengan menjalani pekerjaan lain, salah satunya adalah menjadi driver ojek online.

Berjualan buah musiman memang lebih menguntungkan, buah cepat laku karena banyak orang yang memburu buah musiman ini, sehingga risiko rugi karena buah yang membusuk akibat lama tak terjual menjadi bekurang.

“Alhamdulillah, balik modal aja sih. Makanya saya senang berjualan buah musiman ini. Mungkin akan saya lakoni terus menerus pada musim-musim buah tahun-tahun berikutnya,” ujarnya dengan nada bahagia. (ana)