Menikmati wisata alam di akhir pekan, terutama bagi warga kota ke desa-desa pelosok sejatinya untuk menikmati panorama alam yang sejuk, hijau dan mempesona. Seperti halnya ketika warga kota bepergian liburan ke sejumlah wisata di wilayah Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Di sana banyak objek wisata yang ramai dari pengunjung, antara lain, Wisata Kalsel Kiram Park dan Aranaway. Namun faktanya, ketika tiba di Wisata Kalsel tersebut, harapan untuk bisa mandi di sungai-sungai dengan air sejuk yang mengalir dari pegunungan hanya angan-angan belaka. Sebaliknya, air sungai berwarna kecoklatan, keruh dan berpotensi menimbulkan penyakit untuk menjadi tempat mandi bersama.
KARANG INTAN, Denny Setiawan

“Wow…, pemandangannya di sini indah sekali,” demikian celetuk salah satu pengunjung yang tiba di Objek Wisata Aranaway yang terletak di kaki gunung Mawar Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, pada Sabtu siang, 14 Desember 2024, kemarin.
Sejumlah pengunjung yang tiba di wisata itu langsung menepi ke pinggir sungai, sambil melihat-lihat panorama keindahan gunung dan bebatuan yang disertai deru air mengalir dari hulu. Sekejap mereka semua terpesona dan serasa ingin langsung terjun ke sungai-sungai di tepi objek wisata itu untuk bermain air.
Namun, keinginan itu sontak tehenti. Tatkala ingin terjun ke sungai, air mengalir yang cukup deras berwarna kecokelatan, keruh, sesekali air disertai ranting-ranting pohon yang larut. “Nggak jadi mandi ah…, airnya keruh, jangan-jangan nanti habis mandi malah sakit,” cegat pengunjung lain dengan rona wajah yang terlihat kecut.
Meski demikian, adapula sebagian pengunjung yang tidak ingin menyia-nyiakan masa liburan di tempat itu. Meski air sungai keruh, mereka tetap nekat untuk mandi dan bermain air, dengan alasan, “sehabis mandi kan, bisa aja bilasan dengan air bersih di cottage (kamar-kamar yang disewakan di lingkungan objek wisata),” ujar pengunjung lain.
Wisata Kalsel Aranaway memang menawarkan panorama yang indah di sekitar cottage, seperti pemandangan gunung-gunung, air sungai dengan bebatuan yang berkelok-kelok, hawa yang sejuk, tenang dan masih sangat alami. Di objek wisata itu, pihak pengelola juga menyediakan berbagai keperluan sebagai pelengkap sarana liburan, seperti Wi-Fi, warung-warung sederhana untuk belanja makanan dan minuman, sepeda liustrik, pelampung besar untuk mandi serta cottage dengan harga sewa yang bervariasi dari Rp500.000 hingga Rp935.000 per malam.
Sehingga pengunjung tidak hanya bisa menikmati suasana pagi, siang dan malam dengan bermalam di cottage, tetapi juga bisa mandi di sungai dengan menyewa pelampung besar yang disediakan pengelola. Namun mandi di sungai itu tentunya tidak disarankan bagi anak-anak balita yang tidak didampingi para orangtua. Terlebih di saat musim hujan seperti sekarang. Selain air sungai yang keruh, deras dan juga berpotensi menimbulkan penyakit.
“Sewaktu musim panas, saya juga pernah ke sini (Wisata Kalsel Aranaway), air sungainya jernih. Dan memang asik sekali kalau mandi dan bermain air. Berbeda dengan musim hujan seperti sekarang. Airnya agak pasang, keruh, dan aliarannya cukup deras, jadi saya malas mandi di situ,” ujar pengunjung, Humaira yang mengaku dari Kota Martapura.
Dia menduga, di hulu wilayah Kecamatan Karang Intan itu memang merupakan daerah pegunungan. Di sana juga banyak aktifitas penambangan galian C. Tatkala musim hujan seperti ini, sudah tentu lokasi-lokasi tambang galian C diguyur hujan, kemudian airnya mengalir ke sungai-sungai seperti di sekutar objek wisata tersebut. Selama musim hujan berlangsung, maka air sungai-sungai di sekitar objek wisata seperti Aranaway akan berubah kecokelatan atau keruh.(koranbanjar.net)