Terap atau tarap adalah sejenis buah dari sejenis pohon nangka. Buahnya serupa nangka yang kecil, dengan bau wangi yang kuat, buah yang secara ilmiah artocarpus odoratissimus berbentuk bulat dengan bulu-bulu di seluruh permukaan kulit buah.
BARABAI, koranbanjar.net – Buah terap dari dahulu hingga sekarang menjadi primadona masyarakat di Barabai untuk lauk makan, dari yang mentah hingga matang.
Buah terap yang mentah biasanya dijadikan lauk untuk disantap bersama nasi, namun sebelum bisa disantap sebagai lauk.
Hal inilah yang dikerjakan Naldi dan keluarganya di Desa Banua Jingah, Kecamatan Barabai, Hulu Sungai Tengah. Naldi menjelaskan kepada koranbanjar.net saat berkunjung ke rumahnya, Selasa (14/9/2021) pukul 17.30 WITA.
“Mulanya buah tarap yang muda atau masih mentah direbus kurang lebih satu jam, supaya tekstur buah menjadi lembek, dan juga untuk mengurangi getah pada buah terap,” ujar dia.
Setelah direbus, buah didiamkan kurang lebih selama setengah jam untuk didinginkan, setelah itu barulah daging dan kulitnya dipisahkan dengan cara dikupas, ujar Naldi.
Selesai proses pemisahan antara kulit dan daging buah, terap dibelah menjadi 4 hingga 5 bagian dan dimasukan ke toples atau yang lain sambil ditaburi garam dapur, tunggu satu hari lamanya sampai garam tersebut meresap ke daging buah. “Setelah itu baru dikasih air, di sinilah proses yang disebut manjaruk,” ceritanya.
Biasanya buah yang mentah dibeli dengan harga yang murah, kemudian dijual dengan harga Rp7.000 per 4 atau 5 potong.
Dikutip dari wikipedia, pohon terap dapat mencapai tinggi 25 meter, dan batangnya dapat mempunyai diameter sampai 40 cm, keabu-abuan. Ranting pohon ini memiliki bulu-bulu panjang kuning sampai kemerahan. Terap merupakan tumbuhan biji berumah satu (monokotil).
Daun terap berbentuk jorong sampai bundar telur terbalik, berukuran 11-28 × 16-50 cm, bertepi rata atau menggerigi dangkal, berujung tumpul atau sedikit meluncip, dan bertangkai 2-3 cm. Daun penumpu berbentuk bundar telur, 1-8 cm, berbulu kuning atau merah, bila rontok meninggalkan bekas cincin pada ranting.
Perbungaan terjadi dalam bongkol soliter, yang muncul pada ketiak daun. Bongkol bunga jantan berbentuk jorong sampai gada, 2-6 × 4-11 cm. Buahnya majemuk (syncarp) berbentuk agak bulat, sampai 13 × 16 cm, berwarna kuning kehijauan bila masak, dengan tonjolan-tonjolan serupa duri lunak pendek, bertangkai panjang 5-14 cm, muncul di ujung ranting seperti pada sukun. Daging buah (semu, yang sebetulnya adalah perkembangan dari perhiasan bunga) berwarna keputihan, mengandung banyak sari buah, manis dan harum sekali, terasa licin lunak dan agak seperti jeli di lidah. Biji (perikarp) berukuran 8 × 12 mm.(mj-41/sir)