Isu kenaikan mi instan hingga tiga kali lipat akibat buntut pasokan gandum dunia akibat perang Rusia-Ukraina, membuat para pedagang, khususnya di wilayah Barabai merasa keberatan.
HULU SUNGAI TENGAH,koranbanjar.net – Harga mi instan tengah menjadi sorotan saat ini, dimana dikabarkan bakal melonjak hingga tiga kali lipat harga gandum global.
Namun dari sisi pedagang warung makan kecil di perkampungan, sudah menaikkan harga dari beberapa waktu yang lalu.
Asma salah satu pemilik warung minum yang menyediakan mi instan untuk di rebus mengaku, mendengar isu kenaikan harga mie instan hingga tiga kali lipat dari media sosial
“Saya dengar berita dari media sosial, tapi di pasar masih sama-sama saja harganya, kalau sekarang sih belum berasa,” katanya.
Asma berharap harga mi instan tidak akan mengalami lonjakan yang signifikan, karena akan berpengaruh pada pembelian.
“Kalau naik tiga kali lipat mending orang beli nasi goreng,” katanya.
Selain Asma, salah satu penghuni kos yang ada di Barabai, Raji mengaku sangat keberatan kalau mi instan naik sampai tiga kali lipat.
“Mi instan merupakan makanan paforit bagi anak kos, harganya yang lumayan murah untuk saat ini, menjadi primadona bagi anak kos seperti saya,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, sepertinya pemerintah kalau mau menaikan harga mi instan, coba dipikir kembali, keadaan ekonomi masyarakat saat ini sedang sulit, jangan di tambah lagi dengan isu-isu miring seperti itu,” ujar Raji.
Mahasiswa asal Kabupaten Balangan tersebut berharap pemerintah bisa mengkaji ulang.
“Apabila harga mi instan betul-betul naik, jangan di jajah lagi masyarakat dengan isu tersebut,” Ungkapnya.
(mdr/slv)
