Intan Trisakti menjadi temuan intan terbesar sepanjang sejarah di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru tahun 1965, sempat menggemparkan masyarakat Indonesia. Intan Trisakti juga sempat akan dibeli Pemerintah Indonesia seharga Rp10 triliun. Namun kini Intan Trisakti hanya tinggal sejarah, bahkan ahli waris penemu intan itu pun tidak mengetahui posisi Intan Trisakti diabadikan.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Desa Pumpung menjadi saksi sejarah temuan intan terbesar yang dinamai Intan Trisakti. Bahkan nama intan telah diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Desa Pumpung, yakni Jl Trisakti Pumpung, RT 31/RW 10, Cempaka, Bangkal, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Intan Trisakti ditemukan oleh 43 pendulang intan tradisional di Desa Pumpung pada 26 Agustus 1965, seorang di antaranya adalah almarhum H. Matsam. Intan Trisakti berukuran sebesar kurang lebih bola ping-pong.
Tahun 1965, Intan Trisakti ditaksir Presiden Soekarno senilai Rp10 trilliun. Dinamai Intan Trisakti, karena saat ingin diboyong ke Jakarta, banyak peristiwa yang mewarnai sejarah temuan Intan Trisakti, mulai peristiwa G30S PKI, kerusuhan di Banjarmasin hingga kebakaran hebat di Kota Martapura, kata Ahli Waris dari penemu Intan Trisakti, H Zainuddin, yakni Sugiani.
Intan Trisakti ditemukan pada Kamis, 26 Agustus 1965 dengan berat 166,75 karat oleh 43 pendulang intan. Intan ditemukan saat para pendulang tersebut melakukan penggalian lubang pendulangan sekitar 10 meter.
Pekerjaan mendulang intan tradisional merupakan pekerjaan turun-temurun warga Cempaka. Setelah intan ditemukan, langsung dibawa ke Kota Martapura, berikutnya ke Banjarmasin hingga Jakarta.
Setelah Intan Trisakti diboyong ke Jakarta, para penemu intan mendapatkan hadiah dari Presiden Soekarno. Mereka semua diberangkatkan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah, serta mendapatkan uang muka dari penjualan Intan Trisakti.
“Uang panjar (uang muka) itu kemudian digunakan untuk membangun rumah. Sesuai perjanjian saat itu, Pemerintah akan mengganti Intan Trisakti seharga Rp10 triliun. Selaku ahli waris, kami sempat menuntut hak, menagih hak kepada pemerintah,” kisahnya.
Di surat perjanjian tertulis, bahwa keluarga pendulang intan atau penemu Intan hingga 7 turunan, akan mendapatkan hadiah menunaikan ibadah haji. Namun sampai saat ini, janji itu tidak terpenuhi.
Ahli waris penemu Intan Trisakti, Sugiani pernah berangkat ke Jakarta bersama 10 perwakilan (dari 43 penemu) ahli waris lainnya menagih janji dari Pemerintah Indonesia kepada Presiden.
“Sampai di Jakarta, Presiden tak dapat ditemui, setelah berbulan-bulan menunggu ingin bertemu Presiden, hasilnya nihil. Terlalu lama di Jakarta, kami kehabisan uang dan harus menjual baju untuk biaya hidup, hanya baju di badan yang tersisa,” ungkapnya.
Kemudian, karena tak memiliki uang lagi untuk pulang ke Kalimantan Selatan, akhirnya mereka menggadaikan surat perjanjian Intan Trisakti, barulah bisa pulang tanpa membuahkan hasil.
“Kabarnya, sekarang ini Intan Trisakti berada di Belanda. Namun di mana persisnya, kami sendiri tidak tahu,” pungkas Ahli Waris Intan Trisakti asal Desa Pumpung, Kota Banjarbaru ini.(mj-36/sir)
Berlian no 2 didunia
The Culinan saja besarnya jauh melebihi intan trisakti
Masuk berlian termahal didunia
Hanya mencapai 6.1 triliun aja.
Ada ada saja 10 triliun,
Hahahaha