Sudah satu pekan terakhir ini harga cabe di Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah terjun bebas. Ini disebabkan membludaknya cabe di pasaran, karena petani panen bersamaan di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
BARABAI, koranbanjar.net – Pantauan media ini, Kamis (9/9/2021), cabe jenis tiung mengalami penurunan yang drastis, seperti di Pasar Barabai harga cabe di kisaran Rp8.000 hingga Rp10.000 per kilogram, bahkan di pengepul harga cabe hanya Rp5.000 per kilogram
Salah satu pengepul, Herman, warga Limpasu, Kabupaten HST mengaku terpaksa membeli dengan harga Rp5.000.
“Mau tidak mau harus membeli dengan harga segitu, ini disebabkan memasuki musim panen cabe, jadi para petani banyak yang memetik, dan terjadilah tumpukan seperti ini,” ujarnya.
Harga cabe yang murah membuat pedagang warung makan yang selalu menyediakan sambal jadi tersenyum, karena sangat murah dan mudah membeli.
Sedangkan untuk petani cabe mereka mengaku merugi, seperti yang diutarakan Riswan, petani asal Pandawan.
“Jual saja lah, daripada busuk, buahnya sudah masak, kalau gak dipetik busuk jadi tidak ada harganya. Ya untung-untungan saja, syukur-syukur kalau kembali modal, sejak beberapa hari lalu memang anjlok terus setiap hari, ya sudahlah mau gimana lagi,” ujar nya sambil mengusap peluh.
Harga cabe yang setiap hari selama satu pekan ini semakin menurun membuat petani merasa kurang bersemangat lagi untuk merawat tanaman, bahkan sebagian dari petani sengaja membiarkan tanamannya.
“Sudah seminggu tidak saya siram dan tidak diberi perangsang buah, kalau harga seperti ini terus-terusan tambah rugi kalau setiap hari disiram, modalnya tidak sebanding dengan harganya yang sekarang,” ujar petani cabe asal Pagat Sarigading, Abul.
“Tidak ada yang bisa diharapkan kecuali berdo’a, mudahan harga cabe membaik lagi,” ucap seorang pedagang di Pasar Barabai.(mj-41/sir)