Geliat Bisnis Cafe di Tengah Pandemi di Kota Apam, Tetap Buka Mengharap Berkah  

Bisnis cafe di Barabai, Kabupaten HST.
Bisnis cafe di Barabai, Kabupaten HST.

Kehadiran kafe Nongki3-Nongki3 di Jalan Telaga Padawangan, Kelurahan Barabai Timur, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah memberikan warna tersendiri bagi bisnis serupa di Kota Apam.

BARABAI, koranbanjar.net – Kafe berkonsep keluarga yang terletak di kawasan pinggiran kota ini menjadi pilihan alternatif bagi kalangan muda-mudi untuk menikmati aneka ragam kopi dan menu masakan khas Kafe Nongki3-Nongki3.

Konsep keluarga sengaja dipilih agar bisa dinikmati semua kalangan, mulai dari muda-mudi, keluarga, hingga pasangan.

Owner Kafe Nongki3-Nongki3, Yaya mengungkapkan ketertarikannya membuka cafe di tengah pandemi COVID-19, merupakan langkah awal setelah sekian lama terbelenggu dengan situasi dan kondisi COVID-19.

Meski belum ada pengalaman di bidang usaha ini, dia meyakini suatu usaha yang dikerjakan sunguh-sungguh akan menuai hasil.

Cafe Nongki3-Nongki3.
Cafe Nongki3-Nongki3.

“Sejak awal, kita memang tidak munafik saat akan membuka usaha ini ada rasa khawatir, gamble dan lain semacamnya. Tapi ketika kita melihat ibaratkan seperti hidup, ada siang ada malam, ada senang ada susah, menangis dan ketawa. Dan semoga usaha ini bisa menjadi berkah, bukan untuk saya, melainkan para pekerja saya,” ungkap Yaya di tengah-tengah kesibukannya melayani para pengunjung kafe, Sabtu (31/7/2021) malam.

Membuka usaha baru, baginya suatu hal yang menantang. Sebab, dia tidak hanya menyediakan berbagai fasilitas yang membuat sebagian orang akan nyaman. Melainkan, menyeimbangkan dengan kebutuhan masyarakat terutama mereka yang suka nongkrong.

Dia sangat mempercayai, bahwa usaha cafe tersebut merupakan satu dari sekian banyak effort, sehingga butuh ketelatenan dalam menjalankan bisnisnya yang baru. Tentunya, hal ini tidaklah mudah.

“Yang awalnya hanya ibu rumah tangga, alhamdulillah saya dibantu dua orang teman lagi bekerjasama untuk membuka kafe ini,” katanya.

Sejak awal, dia juga tidak menginginkan tidak adanya keterbatasan antara pekerja dan pemilik kafe. “Saya juga tidak mau dianggap bos. Jadi, di sini anggap saja saya sebagai kawan, teman, sahabat bagi mereka. Jadi, rasa kekeluargaannya itu kental sekali,” tambahnya.

Kafe yang buka tiap hari ini juga menyediakan live musik, namun live musik malam hanya di malam Minggu, kalau siang sore sekitar pukul 16.00 WITA Dan baru mulai live musiknya, jadi bagi yang gemar bernyanyi, mungkin ini salah satu tempat yang harus dikunjungi.(mj-041/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *