Fenomena Maraknya Habib Palsu di Kalsel, Terbanyak di Banjarmasin

Habib Ali Zainal Abidin bin Syafi'i Al Kaff
Habib Ali Zainal Abidin bin Syafi'i Al Kaff

Fenomena maraknya habib palsu atau mengaku keturunan Nabi Muhammad Saw, marak terjadi di Kalimantan Selatan. Pengaku habib palsu ini lebih banyak terjadi di Kota Banjarmasin.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Ketua bidang nasab Rabithah Alawiyah Banjarmasin, Habib Ali Zainal Abidin bin Syafi’i Al Kaff kepada media ini, Jumat (29/10/2021) di Banjarmasin mengungkapkan, dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun belakangan banyak orang tak bertanggungjawab atau oknum pengaku habib atau zuriat Nabi Muhammad Saw, biasa disebut habib palsu atau habib abal-abal.

“Wabil khusus di Banjarmasin, paling banyak habib palsu dengan berbagai kasusnya seolah memberikan manfaat dengan ngasih air, betatamba (tabib), macam-macamlah yang merugikan masyarakat banyak,”  ungkapnya.

Dalam menangani permasalahan ini, lembaga penjaga nasab keturunan Rasulullah Saw, Rabitah Alawiyah Banjarmasin sudah sering melaporkan ke kepolisian, namun kata Habib Zainal tidak pernah ditanggapi dengan alasan kasus habib palsu tidak ada dalam pasal.

Bahkan tambahnya, sampai dilaporkan ke Dir Intekam Polda Kalimantan Selatan, namun tetap tidak pernah ada tindaklanjutnya.

“Kadang kepolisian, mohon maaf, menanggapinya hanya mengatakan iya-iya saja, tapi tidak ada tindaklanjut,” ucapnya.

Seharusnya, kata Habib Zainal yang juga sering diundang menyampaikan ceramah ini, aparat penegak hukum khususnya kepolisian membuka tangan bersama – sama bergandengan tangan memberantas para habib palsu itu.

“Paling tidak ada di-mediasi, panggil duduk bersama, ditanya ini nasabnya bagaimana, agar tidak terulang kasus sama khususnya di Banjarmasin,” ujarnya.

Pernyataan Habib Zainal mengenai kasus habib palsu sekaligus menyinggung  kabar seorang pria bernama Ubbay Dillah Ayyubi yang beberapa bulan belakangan ini meresahkan warga Amuntai,

Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kalsel) lantaran mengaku sebagai seorang habib lewat video viral yang beredar di media sosial beberapa hari lalu.

Diketahui pria yang tinggal di salah satu rumah warga di Desa Rantau Karau Hulu, Kecamatan Sungai Pandan, Hulu Sungai Utara itu mengaku sebagai Habib Muhammad Zainuddin Assegaf dan mengisi ceramah ke berbagai tempat.

Dalam video yang beredar di media sosial, Ubbay sempat mengisi acara ceramah dengan mengenakan gamis panjang, sorban, serta selempang berwarna merah maroon, seperti seorang habib.

Identitas Ubbay mulai terungkap ketika ditanyai Ketua Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Hulu Sungai Utara dan tokoh agama Alabio serta para habib.

Saat ditanyai mengenai ilmu agama dan surah-surah, serta ayat suci Alquran, Ubbay tidak bisa menjawabnya. Tak hanya itu, isi ceramah yang disampaikan selama ini juga bertentangan dengan isi Alquran dan hadis.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Ubbay juga tidak bisa membuktikan bahwa ia keturunan dari zuriat Rasulullah Saw atau sayyid/habib. Ia tidak terdaftar di Rabithah atau pun tidak punya buku nasab.

Alhasil, kini Ubbay diamankan di Polsek Alabio untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Saat ditangkap, petugas juga mengamankan sebilah senjata tajam (sajam) di dalam mobilnya.

Ubbay ditangkap di Desa Rantau Karau Hulu, Minggu (24/10/2021) dan membuat surat pernyataan bahwa dirinya bukanlah seorang habib.

Lantas apakah ada dalilnya bagi seseorang bukan keturunan Nabi Muhammad Saw dilarang mengaku sebagai sebagai seorang habib.

Habib Zainal mengatakan, secara tidak langsung orang yang mengaku habib ini mengakui seolah dirinya anak durhaka, mengapa demikian? Artinya orang tersebut tidak mengakui orang tuanya, karena dirinya menyandarkan nasabnya kepada orang lain,  justru bukan berpegang pada nasab ayah kandungnya sendiri.

“Apabila kita mengambil nasab ayah orang lain dan mengakuinya sebagai orang tua kita, itu bahasanya sudah terkutuk, terlaknat,”  ucapnya.

Dalilnya,  sambung Habib Zainal, dalam hadist Rasulullah diterangkan, “Seseorang yang bernasabkan atau bernisbatkan kepada satu nasab bukan kepada dirinya atau orang tuanya, maka ia akan terkutuk, terlaknat, dilaknat oleh Allah, dilaknat oleh malaikat dan orang – orang sekitarnya,” tutur Habib Zainal mengutip hadist Rasulullah Saw.(yon/sir)

Respon (1)

  1. Fenomena habaib di Indonesia begitu meresahkan dan menghebohkan.
    Kami sebagai seorang muslim sangat memuliakan keluarga, istri², anak² dan keturunannya Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam yg mulia.
    Tapi sungguh keterlaluan kpd orang² yg suka mengaku ngaku dan berbangga bangga dg nasab Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam…tapi mereka lihatlah bagaimana cara beragamanya/amalan ibadahnya/Aqidahnya dan adabnya sungguh jauh dari cara Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam sebagai moyangnya. Sangat banyak menyelisihi bahkan menyimpang dari ajaran beliau shalallahu’alaihi wassalam..bahkan sampai menentang ajaran beliau atw sunnah² beliau. Malah membela dan memilih Aqidah² sesat dan kufur seperti Sufi bahkan Syi’ah ( yg cenderung kepada ajaran² Yahudi ) dan kaum liberalis atw kaum kufar munafik. Waliyyadzubillah.
    Mestinya mereka jadi garda terdepan dalam membela Sunnah² nabi shalallahu’alaihi wassalam ( Rosulullah shalallahu’alaihi wassalam) jika memang meresa mereka keturunan beliau.

    Jika tdk salah baca …Keturunan Rosulullah dari nasab cucu beliau Hasan Bin Ali Radhiyallahu tinggal di wilayah Arab Saudi (Mekkah, Madinah dst). Yg dar keturunan i beliaulah imam Mahdi akan keluar.
    Dan di Arab Saudi tdk ada istilah kata habaib.

    Kebanyakan yg ngaku habaib di Indonesia orang² dari Yaman keturunan Persia.

    Wallahu’alam bishawab.
    Nas’alullaha assalaamah wal’afiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *