Fakta, Workshop PT CKB Buang Limbah Solar ke Drainase Umum, Tumpuk BBM hingga Cemari Sumur Tetangga

Penampungan solar milik PT. Catur Karya Bersaudara di Jalan Pangeran Hidayatullah Martapura. (foto: koranbanjar.net)
Penampungan solar milik PT. Catur Karya Bersaudara di Jalan Pangeran Hidayatullah Martapura. (foto: koranbanjar.net)

Penumpukan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk kebutuhan proyek pembangunan Jembatan Antasan Senor di Jalan A Yani Km 40, Martapura Timur, Kabupaten Banjar oleh PT. Catur Karya Bersaudara (CKB) di workshopnya, Jl Pangeran Hidayatullah, Kota Martapura, telah menunjukkan fakta yang tidak terbantahkan.

MARTAPURA, koranbanjar.net – Penulusuran koranbanjar.net, Sabtu, (24/7/2021) di workshop PT. Catur Karya Bersaudara di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kota Martapura, Kalimantan Selatan, terungkap fakta-fakta tentang penumpukan BBM jenis solar yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan terhadap permukiman penduduk sekitar.

Di area workshop PT. CKB yang berpagar seng putih tersebut, banyak terlihat tumpukan material bangunan, mulai dari semen, besi, berbagai peralatan kerja, serta beberapa penampungan BBM solar yang berkapasitas cukup besar.

Dari sejumlah tempat penampungan BBM itu, ada satu di antaranya yang masih terisi penuh dengan solar. Penampungan ditaruh pada posisi agak tinggi, kemudian pada bagian samping terlihat kran untuk pengambilan solar dengan menggunakan jiriken. Karena di samping penampungan terdapat beberapa jiriken.

Penampungan solar yang menjadi sumber mengalirnya solar di workshop PT. KCB. (foto: koranbanjar.net)
Penampungan solar yang menjadi sumber mengalirnya solar di workshop PT. KCB. (foto: koranbanjar.net)

Kemudian di bawah tempat penampungan itu, dibuatkan saluran alakadarnya yang tampak baru saja dicor dengan semen. Di ujung saluran disambung dengan pipa paralon, yang menghubungkan pembuangan sisa solar hingga ke luar area, dan mengalir ke drainase umum di tepi Jl Pangeran Hidayatullah Martapura. Sehingga drainase tersebut terlihat berwarna agak kehitaman, karena sering dialiri solar.

Fakta lainnya, tepat berseberangan jalan dari ujung pipa pembuangan solar itu terdapat sumur gali milik Ponpes Darul Ulum asuhan KH. Muhammad Syarif Busthomi (Guru Oton). Nah, beberapa hari terakhir, sumur gali itu sudah tidak dapat dipergunakan. Padahal sebelumnya, sumur itu merupakan satu-satunya sumber air untuk kebutuhan Guru Oton dan keluarga maupun untuk anak santri Ponpes Darul Ulum.

Air sumur sudah tidak dapat dipakai lagi, karena airnya sudah bercampur dengan cairan solar. Sehingga bilamana Guru Oton dan keluarga maupun santri mau mengambil air bersih, airnya sudah berubah dan berbau solar.

Saluran pembuangan solar dengan pipa paralon. (foto: koranbanjar.net)
Saluran pembuangan solar dengan pipa paralon. (foto: koranbanjar.net)

“Saya dan keluarga sudah puluhan tahun menggunakan sumur itu. Bahkan sumur itu tidak pernah kering, meski di musim kemarau sekalipun. Karena sumbernya sangat deras. Airnya pun sangat jernih. Tapi sekarang sudah tidak bisa dipergunakan lagi,” kata Guru Oton kepada koranbanjar.net.

Belum lama tadi, dia juga sudah menguras air yang terdapat di dalam sumur itu. Namun solarnya juga tidak pernah habis. Karena workshop PT. Catur Karya Bersaudara sudah 9 bulan beroperasi di seberang rumahnya. Dan diperkirakan sejak itupula solar dari workshop merembes ke dalam sumurnya.

Sementara itu, Pimpinan Proyek PT CKB, Fuad saat dimintai konfirmasi terkait dengan izin UKL-UPL penumpukan BBM solar di workshop itu mengaku tidak tahu, karena dia baru saja bertugas di Martapura selama 2 pekan.

Supiansyah Darham, SE, SH saat melakukan pengecekan ke lokasi. (foto: koranbanjar.net)
Saluran pembuangan menuju drianase umum di tepi Jalan Pangeran Hidayatullah, Martapura. (foto: koranbanjar.net)

“Saya kan baru dua minggu bekerja di sini, saya tidak tahu soal izin yang bapak maksudkan. Pendahulu saya di sini ada yang namanya pak Roy, jadi saya tidak tahu dulunya seperti apa,” jawabnya saat dihubungi via telepon.

Fuad juga mengaku bahwa dirinya hanya terkena getah dari pekerjaan sebelumnya. “Saya ini kan hanya kena getahnya saja. Saya baru pertama menghadapi persoalan seperti ini,” ujar dia.

Dia juga mengaku sudah menawarkan beberapa opsi kepada Guru Oton, baik akan menyalurkan air bersih ke rumah Guru Oton dari workshop maupun membuatkan sumur gali yang baru. “Tapi pak Oton (Guru Oton) tidak mau,” ucapnya.

Sumur gali untuk sumber air bersih Ponpes Darul Ulum Martapura ini sudah tercemar oleh BBM jenis solar dari workshop PT. Catur Karya Bersaudara. (foto: koranbanjar.net)
Sumur gali untuk sumber air bersih Ponpes Darul Ulum Martapura ini sudah tercemar oleh BBM jenis solar dari workshop PT. Catur Karya Bersaudara. (foto: koranbanjar.net)

Ditanya tentang ucapannya yang mempersilakan Guru Oton untuk melaporkan ke pihak kepolisian, Fuad mengaku lupa. “Waktu kan pak Oton marah-marah, saya juga bingung dan tertekan. Jadi saya sudah lupa, saya cuma katakan, kalau mau lapor, laporkan saja, cuma begitu,” tutupnya.(sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *