ANGKINANG, koranbanjar.net – Keberadaan Pom mini dijadikan kambing hitam saat BBM langka. DPW Asosiasi Pengusaha Pom Mini (PPMI) Kalsel menyangkal. Sebab menurutnya, Pom Mini juga sulit mendapatkan BBM. Harga jual BBM Pom Mini pun selalu diingatkan agar tidak mengambil keuntungan berlebihan.
Ketua DPW APPMI Kalsel Suyitno menegaskan, Pom Mini bukanlah penyebab kelangkaan BBM. Pasalnya menurutnya stok BBM di Pom Mini juga langka.
“Khususnya BBM solar di Pom Mini saat ini tidak ada minyaknya, ini yang perlu dipertanyakan, dan silahkan di cek sendiri,” terangnya saat diwawancarai koranbanjar.net Selasa (30/7/2019) malam, di rumahnya Desa Bakarung Kecamatan Angkinang, Hulu Sungai Selatan (HSS).
Baca: Pengusaha Pom Mini harus Perhatikan Keamanan dan Keselamatan
Mengenai harga BBM di Pom Mini yang dianggap mahal ia memaparkan, sebab Pom Mini merupakan titik terakhir pembuangan pelangsiran bukan mengambil langsung ke SPBU, sementara pelangsir sendiri mengantar dengan harga sudah lebih mahal.
Suyitno mengungkapkan Pom mini bukan suatu bisnis yang menjanjikan keuntungan besar. “Keuntungan per liternya antara 500 sampai 800 rupiah, tidak bisa sampai 1000 rupiah,” imbuhnya.
Baca: Kini Pom Mini Dipersoalkan, DPRD Salahkan Eksekutif
Bahkan Suyitno menegaskan selalu mengingatkan anggotanya, serta memberi teguran jika ada yang menjual BBM premium diatas harga 9000 rupiah. “Berapapun (harga) kita dapat (BBM) dari pelangsir, jangan sampai menjual lebih 9000, karena akan menjadi sorotan semua,” ujarnya.
Ia mengaku tidak segan menegur jika ada anggota yang nakal tentang harga serta takaran, bahkan memberikan sanksi hingga mengeluarkan dari asosiasi.
Baca: DPRD HSS Sebut Ada Oknum Yang Berpengaruh ‘Menguasai’ BBM Di SPBU
Selain itu ia mengharapkan ada kerjasama dari SPBU, pelangsir ataupun pihak berwenang, agar pelangsir menjual ke pengecer khususnya ke Pom Mini tidak terlalu tinggi, sehingga harga di Pom Mini juga tidak akan mahal.
Pantauan langsung koranbanjar.net ke beberapa Pom Mini di Kandangan, tidak menemui Pom Mini yang menjual premium harga diatas 9000 rupiah, sedangkan harga jual eceran tradisional juga rata-rata 9000 rupiah. (yat/dra)