Zuriat Al Quthub Al Madzjub Al Habib Hamid bin Abbas Bahasyim yang dikenal dengan Habib Basirih yakni, Habib Fathurrachman Bahasyim telah menciptakan alat pendeteksi orang yang sudah menerima vaksin COVID-19 atau belum hanya melalui e-KTP. Hasil dari pembuatan alat ini, dia sudah dihubungi pihak Satgas Penanganan COVID-19 pusat.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Habib Fathurrachman Bahasyim memiliki skill information tekhnology (IT) yang luar biasa. Terbaru, dia menciptakan alat pendeteksi vaksin dengan menggunakan e-KTP.
Alat ini dia cipatakan hanya dalam waktu selama 3 hari dengan biaya pembelian perangkat elektronik sebesar Rp4 juta. Ide pembuatan alat ini dilatarbelakangi lonjakkan kasus COVID-19 di tanah air, termasuk di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Habib Fathur berharap, alat pendeteksi ini dapat meringankan beban semua pihak dalam upaya memastikan masyarakat yang sudah menerima vaksin atau belum.
Pencipta alat deteksi vaksin, Habib Fathurrahman kepada koranbanjar.net, Kamis, (12/08/2021) menjelaskan, alat ini diberi nama Smart Cheker. Sekilas, alat pendeteksi ini terlihat cukup sederhana, namun fungsinya akurat untuk memastikan masyarakat yang sudah bervaksin atau belum. Caranya, e-KTP cukup ditempelkan ke bagian pendeteksi pada alat tersebut.
“Alat ini memiliki tingkat tekhnologi yang canggih, karena kerja alat ini secara online. Fitur Smart Cheker ini terkoneksi langsung ke internet database server e-KTP. Sistem kerjanya memvalidasi dan mendeteksi e-KTP yang akan ter-scan dengan Smart Cheker,” katanya.
Jika Smart Cheker mendeteksi e-KTP, maka akan menyala lampu hijau atau merah. “Kalau orang tersebut sudah bervaksin maka menyala lampu hijau, jika belum melakukan vaksin akan menyala warna merah”, terangnya
Saat ini Smart Cheker masih dalam tahap proses perkenalan kepada beberapa instansi yang terkait yang ingin membutuhkan alat ini. Sekarang informasi pembuatan Smart Cheker sudah viral di media nasional, maupun media sosial. Terakhir, Habib Fathur telah dihubungi Satgas Penanganan COVID-19 pusat yang berencana ingin melihat alat pendeteksi ini, serta ingin memastikan, apakah alat tersebut dapat digunakan secara nasional atau tidak.
“Kemarin, saya dapat telepon dari Satgas pusat, katanya ingin melihat dan memastikan apakah alat ini bisa digunakan secara nasional. Rencanya tanggal 19 Agustus nanti,” ucap Habib Fathur.(myr/sir)