KANDANGAN, KORANBANJAR.NET – Setelah melaksanakan Apel 3 Pilar di Lapangan Lambung Mangkurat, Kandangan, pagi tadi, Jumat (1/2/2019), Bupati HSS Achmad Fikry, langsung meninjau gerakan masal Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di SMPN 1 Kandangan.
Dalam wawancaranya kepada wartawan, Bupati Fikry menyampaikan bahwa semua sekolah telah berencana melakukan pemberantasan nyamuk yang berpotensi menjadi penyebaran nyamuk demam berdarah.
“Kenapa tahap pertama ini sekolah yang kita lakukan? Karena dari data yang kita peroleh, penderita DBD paling tinggi jumlanhya itu adalah anak usia sekolah 4 sampai 15 tahun. Itu karena nyamuknya (aedes aegypti) bergerak di jam sekolah antara pukul 8 sampai pukul 10,” ujarnya.
Pemberantasan nyamuk di sekolah-sekolah yang ada di Kandangan ini, dikatakan bupati, merupakan tahap pertama. Rencananya, PSN tahap berikutnya akan dilanjutkan Jumat depan di desa-desa.
“Tetapi yang sangat lebih penting kita sadarkan kepada masyarakat adalah gerakan ini memang harus dari masyarakat sendiri, jangan masyarakat terus meminta di fogging. Fogging itu sebenarnya tidak menyelesaikan masalah karena itu hanya mematikan nyamuk dewasa,” tuturnya.
Ia memaparkan, kegiatan PSN ini rencananya akan dilaksanakan setiap hari Jumat. “Sampai kapan? Ya sampai nanti tidak ada lagi tanda-tanda demam berdarah,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan HSS, Siti Zainab mengakui bahwa angka demam berdarah di wilayah Kabupaten HSS tahun 2018 memang termasuk tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Akan tetapi sebaiknya kita antisipasi sedini mungkin agar tidak ada lagi kematian yang disebabkan oleh demam berdarah, khususnya di wilayah Kabupaten HSS,” ucapnya.
Menurut Kepala SMPN 1 Kandangan, Rosalina, kegiatan PSN di sekolahnya hari ini fokus gotong-royong membersihkan semua aliran air dan tempat yang digenangi air, baik itu pot bunga, kolam ikan dan lainnya.
Diberitahukannya, sampai saat ini sudah ada sepuluh orang siswa SMPN 1 Kandangan yang positif terkena penyakit DBD. “Tapi Alhamdulillah, dari sepuluh siswa, sembilan siswa sudah sembuh. Satu siswa yang belum sembuh masih ada di rumah sakit,” katanya. (mj-025/dny)