Tak Berkategori  

Fogging memang Perlu, tapi 3 M Plus Lebih Efektif

KESEHATAN, KORANBANJAR.NET – Seperti yang telah diberitakan koranbanjar.net sebelumnya, sepanjang Januari 2019 ini sudah ada ratusan kasus DBD di empat wilayah Kalsel, termasuk di wilayah Kota Banjarbaru yang jumlah penderitanya sangat tinggi.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarbaru, Agus Widjaja, maraknya kasus DBD tentu sangat tergantung dengan musim hujan yang saat ini tengah berlangsung.

Selain itu, menurutnya, angka kasus DBD menjadi tinggi juga tergantung pada masyarakatnya sendiri yang secara tidak langsung memelihara jentik nyamuk.

“Sebenarnya ini tergantung musim atau cuaca. Selain itu, tergantung masyarakat memelihara jentik atau tidak, itu yang paling penting. Jentik itu hidupnya satu minggu, jadi kalau hari ini saya semprot, nyamuk yang dewasanya mati tapi pada hari ketujuh (setelah disemprot atau difogging, red) jentik nyamuknya menjadi dewasa lagi,” ujarnya saat ditemui koranbanjar.net, pekan lalu.

Oleh karenanya, ia mengatakan, selain memang perlu tindakan fogging nyamuk, pencegahan penting dan efektif yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit DBD adalah dengan cara menerapkan 3 M Plus.

Tujuh hal yang dilakukan dalam 3 M Plus yakni:

  1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  2. Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
  3. Menggunakan kelambu saat tidur.
  4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
  5. Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  6. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
  7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Jadi, Agus Widjaja menyimpulkan, peran penting untuk dpaat menekan perkembangan jumlah nyamuk itu ada pada masyarakatnya sendiri

“Jadi siapa yang punya rumah, dialah yang memantau jentik. Ini merupakan program dari Kemenkes dari tahun 2016 lalu, sebagai penyempurnaan dari upaya-upaya penanggulangan yang terdahulu, karena dulu orang tahunya itu fogging terus, ternyata yang paling efektif itu dengan gerakan satu rumah 1 jumantik (juru pemantau jenik). Yang memantau adalah keluarga. Jika terdeteksi jentik, maka harus dibersihkan atau dikuras,” jelas Kadinkes yang berprofesi sebagai dokter gigi itu. (mj-029/dny)