KARANG INTAN, KORANBANJAR.NET – Bangunan SDN Sungai Alang 2, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, sudah memprihatinkan. Menurut Kelapa Sekolah (Kepsek) Tajuddidah S Pd, rusaknya bangunan masuk kategori berat, yakni 70 persen.
Kendati demikian, proses ajar-mengajar tetap berjalan demi pendidikan para siswa. Pantauan koranbanjar.net, Sabtu (05/01/2019), sekolah yang terletak di RT 1 Desa Sungai Alang ini jelas terlihat lama tidak ada pembaharuan infrastruktur. Memiliki 6 ruang kelas, 3 di antaranya yang rusaknya tergolong lebih parah, yakni ruang kelas 4, 5, dan 6.
Ditilik dari dalam, ruangan untuk mencetak generasi bangsa itu terlihat begitu kotor akibat rembes hujan. Sebab, di beberapa bagian atapnya mulai lepas karena tergerus waktu.
Kespsek Tajuddidah mengatakan banyaknya rusak bangunan sekolahnya tersebut sudah sejak ia datang dan menjabat di SDN Sungai Alang 2 itu.
“Kondisinya seperti inilah. Atap bocor, kayu penyangga atap dan pelafon yang sudah lapuk karna usia, pintu kelas rusak, dan toilet sudah tak bisa digunakan,” ujarnya saat ditemui di sekolah, Sabtu (5/1/2019).
“Jika hujan lebat, maka siswa dan guru harus menyesuaikan posisi duduk agar tak terkena tetesan hujan dari atap yang bocor, dan lantai pun tergenang air,” keluh Tajuddidah.
Ia menuturkan, SDN Sungai Alang 2 ini sudah berdiri sejak tahun 1979, dan baru sekali mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) pada tahun 2008 untuk biaya perawatan.
“Sampai saat ini belum ada bantuan untuk rehab sekolah kami, baik dari pemerintah maupun masyarakat, sementara dana BOS tidak cukup, dikarenakan sekolah ini masih memiliki siswa yang sedikit, sehingga dana bantuan pun hanya cukup untuk membayarkan yang pokoknya saja, tidak cukup untuk perbaikan,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya lagi, toilet siswa dan guru rusak sehingga tak dapat difungsikan lagi. “Sebagai alternatifnya para guru dan siswa jika ingin buang hajat terpaksa pulang atau menumpang di toilet rumah masyarakat sekitar,” bebernya.
Dengan kondisi sekolah seperti saat ini, minat masyarakat untuk mensekolahkan anaknya di SDN Sungai Alang 2 ini menurun. “Sebab tidak ada yang bisa dibanggakan, malah mengkhawatirkan. Kita ingin sekolah kita ini mempunyai ‘kelebihan’ seperti sekolah lainnya,” tukasnya.
Saat ini, ungkapnya, jumlah siswa hanya 60 orang, itu pun hanya dari warga di RT 1.
Ia mengaku sudah menyiapkan pengajuan proposal untuk perbaikan sekolah yang akan diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar pada Senin 7 Januari 2019.
“Semoga cepat direalisasikan oleh pemerintah terkait, karna dengan kondisi bangunan yang seperti ini dan cuaca ekstrim akhir-akhir ini, para orang tua pun khawatir pelafon atau kayu penyangga atap yang sudah jabuk itu roboh menimpa anak-anaknya yang sedang belajar saat hujan deras dan angin kencang,” pungkasnya.
Salah satu murid kelas 4 SDN Sungai Alang 2, Refaldy (10 tahun), mengaku jika hujan ruang kelasnya digenangi air, sehingga mengganggu konsentrasi belajar.
“Saat hujan banyak air bocor dari atap, kita berpindah duduk dengan menggeserkan kursi dan meja ke tempat yang tidak ada tetesan hujan,” katanya.(mj-32/dra)
koranbanjar.net segera mengkonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar perihal berita ini.