Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
BanjarReligi

Warga Tionghoa ; Negara Kacau, Etnis Cina selalu Jadi Korban

Avatar
438
×

Warga Tionghoa ; Negara Kacau, Etnis Cina selalu Jadi Korban

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Perkumpulan warga Tionghoa Rukun Sejahtera Fu Qing Banjarmasin menyikapi situasi negara saat ini yang dikaitkan dengan berbagai persepsi buruk terhadap etnis Cina.

Menurut Ketua Perkumpulan Rukun Sejahtera Fu Qing, Iwan Sugiarto menyampaikan kekisruhan yang terjadi saat ini di negara Republik Indonesia, selalu berdampak menimbulkan persepsi buruk terhadap kaum etnis Cina (Tionghoa).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Saya melihat dan mendengar sejak dulu apabila terjadi kekacauan pada negara selalu yang disalahkan warga Tionghoa, itu sudah sejak dulu, Cina selalu jadi korban,” ujarnya.

Hal ini ia sampaikan dalam wawancaranya kepada koranbanjar.net saat sedang merayakan kegiatan perkumpulan keluarga Tionghoa Banjarmasin, Jalan Djok Mentaya Kertak Baru Kotamadya Banjarmasin, Minggu (26/05/2019).

Iwan yang sudah 74 tahun menjadi warga negara Indonesia, mengaku dirinya sudah menemui berbagai macam keadaan dan peristiwa yang terjadi di negara ini.

Namun menurutnya para politikus apabila menemui suatu kegagalan dalam pemerintahan, maka seringkali kaum Tionghoa dianggap sebagai akar persoalan tersebut.

“Mereka para politikus apabila menjalankan pemerintah ini di kala mengalami kegagalan, maka golongan Tionghoa dijadikannya kambing hitam dan diadu domba dengan rakyat,” terangnya.

Ketika dimintai tanggapannya mengenai isu bangsa Cina akan menjajah dan menguasai perekonomian negara Indonesia, Iwan dengan tegas membantah.

“Itu dusta, kami cinta Indonesia.Saya aja lahir di republik ini, besar di sini, menjadi warga Indonesia, mati dan berkubur pun sudah pasti di Indonesia, lantas buat apa kami menjajah negeri yang kami diami sejak masa silam ini” tandasnya dengan tegas.

Apalagi lanjut Iwan warga Tionghoa dari dulu sejak zaman pemerintahan Soeharto, hanya bisa berdagang.Untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dicekal tidak diperbolehkan.

“Itu pun kaum Tionghoa dibatasi masuk ke Indonesia, bahkan dikembalikan ke negara asalnya tidak diperbolehkan sama sekali menjalankan usaha di NKRI ini,” kenangnya.

Syukur-syukur pemerintah sekarang menjalankan amanat undang-undang dan pancasila di mana semua suku dan etnis baik Arab, Cina dan lainnya berhak dilindungj, kemudian mendapatkan hak dan menjalankan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.

“Semua warga negara sama, baik Arab, Tionghoa atau etnis lainnya tidak ada perbedaan dalam mendapatkan haknya sebagai warga negara Indonesia, yang diperlukan adalah bakti dan pengabdiannya kepada negara tercinta ini,” cetus bos toko Surya Baru ini.

Untuk di Kalimantan Selatan sendiri, Iwan mengemukakan situasi dan perkembangan perekonomian di bumi Lambung Mangkurat ini terbilang masih normal dan stabil.

Ia melihat masyarakat Kalimantan Selatan sangat mencintai pekerjaan, dan mencintai kedamaian. Hal ini dapat dilihat dari berbagai gejolak yang terjadi di berbagai daerah namun berbeda dengan Kalsel yang lebih memilih memikirkan urusan perut dan keluarga.

Ia berharap semoga Indonesia bisa kembali lagi bersatu tidak ada adu domba, saling caci sara yang menimbulkan perpecahan.

“Saya akan bangga dengan negara ini apabila kembali jaya dan bersatu. Saya akan tepuk dada di luar sana bahwa inilah Indonesiaku,” pungkasnya sembari menepuk dada.(al/sir)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh