Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Headline

Warga Bunipah Keluhkan Aktivitas Angkutan Berat Berpotensi Merusak Jalan

Avatar
573
×

Warga Bunipah Keluhkan Aktivitas Angkutan Berat Berpotensi Merusak Jalan

Sebarkan artikel ini
Salah satu aktivitas dari pemilik usaha bernama Haji Ibrahim sedang memuat tali sling berukuran besar dengan menggunakan angkutan dump truck di pinggir sungai Bunipah, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Sabtu (29/6/2024). (Foto: Leon/Koranbanjar.net)
Salah satu aktivitas dari pemilik usaha bernama Haji Ibrahim sedang memuat tali sling berukuran besar dengan menggunakan angkutan dump truck di pinggir sungai Bunipah, Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Sabtu (29/6/2024). (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Warga Desa Bunipah Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar mengeluhkan aktivitas angkutan berat yang rutin hampir setiap hari melintasi jalan utama dan berpotensi merusak jalan tersebut.

BANJAR, koranbanjar.netKepada koranbanjar.net, Sabtu (29/6/2024) beberapa warga yang sedang berkumpul mengungkapkan hampir setiap hari angkutan besar baik berupa truk bak panjang atau truk bak standar memuat barang yang beratnya di atas 8 ton melintasi jalan utama satu-satunya yang dilalui warga.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Iya mas hampir setiap hari melintasi jalan ini dengan muatan diperkirakan lebih delapan ton,” ujar salah satu warga yang meminta identitas dirinya tak disebutkan.

Warga lainnya juga berucap bahwa ketika angkutan besar dan berat itu lewat di jalan utama, maka getarannya terasa seakan seperti gempa.

“Bagaimana tidak lekas rusak jalan, kalau tidak sesuai antara berat muatan barang dengan kekuatan jalan ini,” sahut warga Desa Bunipah lainnya.

Ketika ditanya apakah selama ini pemilik usaha angkutan tersebut ada memberikan kontribusi kepada warga, menurut keterangan warga Desa Bunipah sama sekali tidak ada

“Kami hanya kebagian bau dan asap knalpot, serta getarannya,” aku warga.

Bahkan sebelumnya mereka berencana menggelar aksi unjuk rasa mengahalau atau melarang aktivitas angkutan besar dan berat melintas di jalan ini.

“Kalau belum ada juga kontribusi ke warga dan upaya memelihara jalan utama maka kami akan menggelar aksi unjuk rasa melarang truk-truk besar lewat di jalan ini,” ancam warga.

Sementara pihak pemilik usaha ketika dikonfirmasi diantaranya atas nama pemilik Haji Ibrahim melalui salah satu karyawannya bernama Wahyudi mengakui jika hampir setiap hari mengangkut barang berupa tali kawat sling dan lain sebagainya.

“Usaha ini berjalan sudah tiga tahun,” ucap Wahyudi disela pekerjaannya memuat tali sling berukuran besar dan terlihat sangat berat dari sebuah kapal dimuat ke dalam bak dump truck.

Dirinya juga mengungkapkan selama ini belum pernah ada teguran dari pihak aparat desa mengenai muatannya yang melebihi kapasitas itu. Soal jalan berlubang dan sebagian sudah ada yang rusak, Wahyudi juga mengaku tidak ada upaya menutupi lubang-lubang jalan itu.

“Kalau dulu memang ada menutupi jalan berlubang itu, sekarang sudah tidak ada lagi, karena bukan cuman kami melintasi jalan ini,” sebutnya.

Tak jauh dari tempat aktivitas usaha Haji Ibrahim, ada CV Berkah Laut Utama usahanya juga di bidang pengiriman barang-barang berupa tali dan besi ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

Bedanya, CV Berkah Laut Utama menggunakan angkutan kadang lebih besar dan panjang dan menurut keterangan warga, truk panjang besar inilah yang sangat dikhawatirkan akan merusak jalan.

“Iya benar kami mengirim barang setiap hari, tetapi bukan cuman barang Pak Syahril aja banyak barang-barang orang lain dikirim melalui pelabuhan ini,” ungkap Mardiansyah salah satu karyawan CV Berkah Laut Utama dengan pemilik usaha bersama Haji Syahril.

Bahkan Mardiansyah yang duduk bersama karyawan lainnya juga mengaku angkutan yang digunakan kadang berupa truk berukuran besar dan panjang.

Namun salah satu karyawan membantah jika muatannya melebihi kapasitas atau di atas 8 ton. Dirinya menjelaskan jika barang-barang yang akan dikirim sebelum ke Pelabuhan Trisakti dibagi atau dilangsir terlebih dahulu.

“Kami tidak pernah lagi mengirim di atas delapan ton, saat ini caranya dilangsir dulu,” bantahnya kendati mengakui kerap menggunakan angkutan panjang dan besar.

Adapun pemilik usaha pengiriman barang lainnya Haji Darli. Lewat karyawannya bernama Saladina mengatakan jika angkutan yang digunakan oleh Haji Darli hanyalah berupa mobil truk bak kecil atau standar.

“Karena kami hanya mengirim oli bekas paling banyak enam drum. Kadang menggunakan pick up atau truk dengan bak standar,” terangnya.

Hingga berita ini terbit koranbanjar.net segera meminta penjelasan dari pihak Pemerintah Kabupaten Banjar atau aparat setempat, seperti Camat, Pambakal, kepolisian, terutama Dinas Perhubungan Kabupaten Banjar. (yon/bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh