Tulisan seorang jurnalis akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat, meskipun hanya satu huruf.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Hal ini disampaikan satu ulama terkenal di Kalimantan Selatan, Habib Ubaidillah Al Kaff dalam wawancaranya kepada media ini, Rabu (15/3/2022) di rumahnya di Jalan Pemangkih Laut Kabupaten Banjar.
“Satu huruf A akan ditanya Allah, A, B, C apalagi satu lembar, berbulan-bulan, bertahun-tahun memberitakan hal buruk orang lain, apalagi berita itu misalkan tidak benar, bahaya,” ucapnya.
Menurutnya, jurnalis adalah orang yang membuat berita, baik berita buruk maupun berita baik. Jika menulis berita baik, maka sangat bagus.
“Kalau ia membuat berita bohong, atau yang tidak benar maka itu bahaya, perbuatan bohong itu adalah hal yang diharamkan syariat islam,” kata Habib berambut panjang ini.
Lanjut dituturkann, sebagai muslim jangan pernah meniru perbuatan orang kafir yang sering menyebarkan berita-berita tidak benar.
Diungkapkan, jadilah seorang jurnalis yang madani, berjiwa Islami memberitakan hal-hal yang benar, dan jangan menyebarkan aib orang lain.
“Kata hadist Nabi SAW, barang siapa suka membuka aib orang nanti di yaumil kiyamah aibnya sendiri akan dibuka Allah,” tuturnya.
“Tetapi sebaliknya, jika ia menutup aib orang maka Allah juga akan menutup aibnya yang buruk,” sambungnya.
Jadi menjalankan profesi wartawan imbuhnya, harus dengan niat baik, maka kalau niatnya bagus, hasilnya pasti bagus.
“Namun jika niatnya buruk, merusak, timbul frame orang yang baca berubah yang tadi baik menjadi buruk, nah itu dosa besar,” ucapnya.
Selama orang membaca, maka jika wartawan itu meninggal, di dalam kubur menjadi dosa jariyah terus menerus. “Nauzubillah,” sebutnya.
Untuk itu Habib Ubaidillah pemilik pondok pesantren dan sekaligus majelis di Pamangkih ini berharap kepada jurnalis agar menulis yang baik-baik.
“Apalagi tentang keislaman, ‘kan dakwah menjadi syiar juga,” tutupnya.(yon/sir)