Tradisi banjar Baayun Maulid merupan tradisi masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya sering diramaikan oleh masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam menyambut bulan Rabiul Awal yakni, bulan kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw.
BARABAI, koranbanjar.net- Tradisi Baayun Maulid sering ditemui di wilayah Barabai dan sekitarnya. Ayunan dihiasi dengan berbagai macam makanan ringan, kue keras, permen, hingga hiasan berbentuk ketupat yang diisi uang di dalam hiasan berbentuk ketupat tersebut.
Baayun Maulid ini biasanya dilakukan saat acara menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW yakni di bulan Rabiul Awal.
Ayunan yang terbuat dari tapih bahalai (sarung perempuan yang panjang, red) digantung menggunakan tali ke kayu di rumah yang punya hajat.
Dalam acara Baayun Maulid akan dilantunkan syair-syair maulid Albarjanji, Asrafal Anam atau Al Habsy.
Seorang warga Barabai, Norhayati yang tengah melaksanakan acara Baayun Maulid mengaku, kegiatan seperti ini sudah turun-temurun dia lakukan. “Jika ada bayi yang baru lahir, atau berumur di bawah satu tahun biasanya pasti digelar seperti ini,” ungkapnya saat diwawancarai koranbanjar.net sebelum acara berlangsung, Kamis, (14/10/2021) sekitar jam 14.00 WITA.
Dia menceritakan pula, bayi yang diayun nanti dimasukkan ke dalam ayunan pada saat membaca asrakal, nah disitu bayi dimasukan dan di ayun selama pembacaan asrakal, setelah pembacaan asrakal, bayi dikeluarkan lagi.
Ditambahkan, sebelum bayi dimasukkan ke ayunan, ayunan pasti akan diserbu si pembaca maulid untuk mendapatkan berbagai makanan ataupun uang yang tergantung di ayunan.
Kegiatan seperti ini sangat jarang terlihat jika tidak bulan maulid, namun jika bulan maulid sangat gampang menemukan acara Baayun Maulid.(mj-41/sir)