TPS3R Kelurahan Jawa Menjadi Unggulan se-Kabupaten Banjar

MARTAPURA – Terkait dengan masalah sampah yang ada di Kelurahan Jawa, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, setelah mengadakan pos jaga untuk para pembuang sampah yang nakal, melibatkan beberapa instansi terkait, Lurah Jawa juga membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) serta membentuk TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle), yang menjadi unggulan se Kabupaten Banjar.

Menurut Lurah Jawa, Hathayerin SH kepada wartawan koranbanjar.net, Sabtu (03/02), sebelum TPS3R terbentuk, dia menginginkan TPS3R menjadi bank sampah induk di Kabupaten Banjar. Namun karena terkendala area dan juga Kelompok Swadaya Masyarakat yang kurang memenuhi syarat, maka TPS3R dijadikan unggulan di Kabupaten Banjar.

“Upaya kami untuk mengaktifkan kembali TPS3R dan Bank Sampah Kompas  didukung Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar, akhirnya dengan KSM, TPS3R alhamdulillah bisa terbentuk,”tutur Hathayerin SH.

Hathayerin juga mengajak para RT di Kelurahan Jawa untuk turut andil dalam  pemilahan sampah yang datang, agar tidak ada sampah-sampah yang tidak karuan, seperti sampah bekas bangunan dan juga sampah ranting-ranting.

“Jadi sampah yang sudah sampai ke TPA adalah sampah yang sudah siap dikelola,” ujar Hathayerin.

TPS3R dulunya sempat terhenti karena adanya kendala, dan pada awal tahun 2018 ini mulai diaktifkan lagi.

“Saya yakin TPS3R ini akan sukses diwujudkan, pasalnya kami juga didukung DLH dan Satker PUPR Provinsi Kalimantan Selatan. Karena jika semua yang ditangani Satker PUPR Provinsi Kalimantan Selatan dan DLH pasti selalu sukses, jadi saya yakin betul ini akan berjalan dengan lancar,” tambah Hathayerin.

Selain itu pembangunan TPS3R juga sangat matang sebelum dibangun. Sejak pertama kali menjadi Lurah, masalah pertama yang dihadapinya adalah tentang sampah.

“Sejak awal saya menjabat mejadi Lurah, masalah sampah ini memang sangat menjadi permasalahan utama, jadi saya mempersiapkan sudah sejak lama,” tuturnya.

 Setelah selesai rapat pembentukan pada Minggu (28/1), pihak DLH juga mengajak untuk melihat TPS3R yang ada di Trikora Banjarbaru untuk menjadi contoh.

“Saya merasa salut dengan TPS3R yang ada di sana, dan juga sangat menghasilkan, dalam satu bulan pengelola dapat menghasilkan tiga juta rupiah per-orang,” ujarnya.

Sedangkan untuk di TPS3R di Kompas, pihak Kelurahan akan mengelola sampahnya menjadi pupuk organik, namun tidak untuk dijual melainkan untuk dijadikan bahan untuk penanaman bibit seperti lombok dan lainnya.

“Nah jadi kami akan menjual bibit tanaman bukan menjual pupuknya, karena lebih berpotensi. Untuk itu, kami sangat membutuhkan bantuan bibit dari instansi tekait,” pungkas Hathayerin.(sen/zdn)