Ternyata, Setelah Wafat 26 Tahun, KH Badruddin Dikenang Karena Begini..

MARTAPURA, koranbanjar.net – Ternyata, Setelah Wafat 26 Tahun, KH Badrduddin Dikenang karena Begini. Masyarakat Kota Martapura dan sekitarnya di Kalimantan Selatan, kembali memperingati Haul ke 26 wafatnya ulama kharismatik asal Kota “Serambi Makkah” Martapura, KH Badruddin atau yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Ibad, Kamis (15/3) kemarin mulai pukul 10.00 wita hingga selesai,  di kediaman putranya, KH Hasanuddin Jl.Pintu Air Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Peringatan haul ulama kharismatik tersebut dihadari para habib, pejabat Pemkab Banjar, temasuk Bupati Banjar KH.Khalilurrahman yang didampingi Wakil Bupati Banjar H.Saidi Mansyur.

Sebelumnya, haul KH. Badruddin direncanakan di Desa Jawa Laut atau Jl. Cempaka Kelurahan Jawa, bersebrangan Gang Infres, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar.

Namun kediaman KH Hasanuddin di sana mengalami kebakaran, sehingga kegiatan haul pernah dilaksanakan di kediaman Guru Ibramsyah di Jalan Cempaka Gang Flamboyan Desa Jawa Laut. Kemudian untuk haul ke-26 ini dilaksanakan di kediaman KH Hasanuddin, Jl. Pintu Air Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar

“Dulunya di Kampung Jawa rumah asal, tapi karena musibah kebakaran jadi dipindah,” tutur KH Hasanuddin kepada koranbanjar.net mengutarakan tentang sekilas biografi Guru Ibad dalam membangun dan berjuang untuk agama.

“Semasa hidupnya berjuang untuk agama, dan beliau (KH Badruddin) pernah menjadi pimpinan ke-7 di Pondok Pesantren Darussalam selama 15 tahun,” ujarnya.

Putra KH, Badruddin ini juga menambahkan, semasa hidup KH Badruddin sangat ramah, kasih sayang. Tetapi kalau urusan agama, KH Badruddin sangat tegas, apalagi terhadap tindakan yang menyimpang.

Peran penting KH Badruddin tak hanya dalam syiar agama, tetapi juga pernah berkiprah di pemerintahan untuk kemaslahatan. Di antaranya, KH Badruddin pernah menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Agung 2 priode di zaman Order Baru.

“Beliau (KH Badruddin) pernah menjabat Dewan Pertimbangan Agung selama 2 priode bersama Habib Ahmad Habsy,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Banjar KH. Khalilurrahman juga membenarkan, selain pernah menjadi pimpinan dan mengajar kitab di luar Pesantren, KH Badruddin juga mengembangkan pembangunan Pondok Pesantren Darussalam, dan pernah menjabat sebagai angota DPA.

“Pernah juga menjadi anggota DPA pada waktu jaman orde baru, dan pernah menjadi sebagai Ketua Majelis Ulama,” timpalnya.

Di mata KH.Khalilurrahman, KH Badruddin merupakan sosok yang menarik dan penuh kharismatik.

“Sangat khrismatik, terutama di kalangan para ulama dan pejabat,” katanya.

KH.Khalilurrahman juga menambahkan, KH Badruddin sangat tawadhu dan bijaksana. “Beliau juga sangat ganteng orangnya,” tuturnya.

KH.Badruddin dilahirkan pada 29 Dzul Qo’idah 1355 Hijriah atau bertepatan pada 11 Februari 1937 M di Kota Serambi Makkah Martapura Kabupaten Banjar.

Dan sebelum wafatnya pun beliau masih sempat membuka pengajian pada malam Rabu seperti biasa.

“Sebelum wafatnya pun beliau masih sempat membuka pengajian, pada malam Rabu, karena kondisi beliau memang sehat saat itu,” ujarnya.

Namun ternyata pada malam tersebut setelah usai pengajian, menjadi malam pertemuan terakhir bagi kerabat dan murid-murid KH Badruddin.

Badruddin bin KH. Ahmad Zaini berpulang ke rahmatullah pada Rabu, 28 Jumadil Akhir 1413 H / 23 Desember 1992 M.(zdn/sen/kie)