Penurunan pengunjung tempat wisata di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sangat dirasakan oleh para pengelola obyek wisat, untuk menambah minat pengunjung pengelolapun harus bisa mengambil daya tarik kepada para wisatawan, dengan menghadirkan tampilan yang menarik
HULU SUNGAI TENGAH, koranbanjar.net – Keadaan ekonomi yang tidak stabil mungkin salah satu penyebab beberapa tempat wisata di Hulu Sungai Tengah, sepi pengunjung.
Untuk mengembalikan kembali daya tarik masyarakat untuk berwisata, pengelola wisata setempat, menyediakan lanting (rakit bambu) bagi pengujung yang hendak menyusuri Sungai Benawa, ataupun sekedar untuk berselfi, di objek wisata Pagat, Kecamatan Batubenawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Salah satu pengelola Obyek wisata Pagat kepada wartawan Senin (26/9/2022) siang mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan inovasi selain meningkatkan pelayanan.
“Lanting yang ditawarkan kepada wisatawan merupakan inovasi terbaru yang berada di obyek wisata Pagat, selain pengelolaan bermacam tanaman anggrek yang ada di disini”, ujarnya.
Lanting yang di tawarkan bisa di gunakan untuk sekedar santai atupun menyusur sungai benawa sejauh 50 Meter.
“Karena ditarik tenaga manusia, bisa pulang pergi dengan jarak sekitar 50 meter. Untuk layanan ini kami tak mematok tarif jasa balanting. Sukarela saja. Bahkan kami juga melayani wisatawan yang hendak berfoto dengan HP masing-masing,” katanya.
Tarif masuk ke objek wisata Pagat HST ini terbilang murah, Rp 5.000 per orang di hari biasa. Sedangan di hari libur nasional Rp 10 ribu, belum termasuk tarif parkir yang dikelola masyarakat setempat.
Selain objek wisata Outbond Baruh Bunga di Desa Haliau, dan Kampung Bambu, di Tandilang, yang mengakui terjadi penurunan jumlah wisatawan pasca naiknya harga BBM, menurut Reza Fahlipi, di objek wisata pagat HST mengalami hal yang sama.
“Yang jelas, turun drastis,” katanya, seraya menambahkan kondisi diperparah faktor cuaca yang sering hujan sejak beberapa bulan yang lalu.
(mdr/slv)