Setelah berhasil diringkus dan dihadiahi timah panas oleh tim gabungan Macan Polresta Banjarmasin dan Jatanras Polda Kalimantan Selatan, pelaku pembakar Nasyida, Tarmiji alias Untung mengungkapkan motif sebenarnya alasan dirinya melakukan perbuatan sadis tersebut.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kepada awak media belum lama tadi, Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Thomas Afrian di ruang Reskrim Polresta Banjarmasin, menyebut pelaku sakit hati lantaran anaknya meninggal dunia karena terjatuh diduga ulah perbuatan korban yang selama ini menjalin hubungan khusus dengannya.
“Pelaku dendam dan sakit hati kepada korban dikarenakan anaknya jatuh bersama pelaku saat di jalan dan meninggal dunia. Diduga korban meminumi pelaku semacam obat penenang,” terang Kompol Thomas Afrian.
Jadi lanjutnya seperti diberitakan sebelumnya bahwa pelaku nekat berbuat hal itu bukan karena dendam sakit hati diputusin korban atau didasari cemburu.
“Melainkan karena sakit hati anaknya yang berusia 5 tahun meninggal dunia karena terjatuh,” tegasnya.
Untuk diketahui hubungan Untung dengan korban Nasyida sambung Afrian panggilan akrab Thomas Afrian, sampai saat ini statusnya masih berpacaran. Menariknya tiga hari sebelum penangkapan antara Nasyida dan Untung masih chatingan (saling kirim pesan lewat WhatsApp).
“Hanya saja pelaku berlari-lari kesana kemari,” ucapnya.
Setelah hampir 3 minggu buron, semenjak kejadian pelaku menyiramkan Bahan Bakar Minyak (BBM) diduga jenis Pertalite sekaligus membakar wajah dan tubuh Nasyida di halaman parkir Hotel Banjarmasin Internasional (HBI) Jalan Ahmad Yani KM 4,5 Banjarmasin, Pada Minggu (22/1/2023) sekitar pukul 02.30.
Akhirnya Macan Polresta Banjarmasin bersama Jatanras Resmob Polda Kalsel berhasil menangkap Untung, Kamis (9/2/2023) malam.
“Pelarian pelaku di seputaran Banjarmasin, Pelaihari, dan Batola. Kita tangkap di sebuah warung pinggir jalan di Lingkar Basirih, Banjarmasin Selatan,” sebutnya.
Katanya lagi, pelaku sempat melawan hingga terpaksa petugas memberikan tembakan ke arah kaki pelaku.
Saat ini pelaku sedang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalsel. Ketika diminta hadirkan tersangka, Afrian tidak bisa memenuhinya.
“Orangnya masih dengkleng-dengkleng (jalan dengan satu kaki), gimana,” katanya.
Disentil pelaku juga diduga adalah salah satu sindikat narkoba, Afrian berujar tidak bisa memaparkannya saat itu.
“Karena bukan ranah kami,” pungkasnya. (yon)