Habib Nuh Sangat Mencintai Anak-anak
Siapa sebenarnya Habib Nuh? Mengapa ia masih sangat dihormati meski telah meninggal seabad lalu? Sayyid Nuh bin Muhammad Alhabsti atau Habib Nuh, begitu panggilannya, datang ke Singapura dari Kedah, semenanjung Malaysia. Setelah Sir Stamford Raffles menduduki Malaysia. Ia bermukim selama 30 tahun. Namun ia tetap sering berkeliling Malaysia, kebanyakan ke Johor Baru untuk berdakwah.
Semasa hidupnya, Habib Nuh sangat memperhatikan anak-anak serta orang miskin dan melarat. Ia selalu memberikan anak-anak permen dan menyumbangkan uang untuk orang miskin. Ia amat dicintai orang yang mengenalnya. Tidak aneh bila Habib Nuh selalu dikelilingi teman-temannya. Ia juga rajin berziarah kubur, berdoa untuk mereka yang sudah meninggal, meskipun ia tidak mengenalnya secara pribadi.
Menurut catatan, Habib Nuh menikah dengan Anchik Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesly, Penang. Mereka memiliki seorang putri yang bernama Sharigah Badaniah. Kemudian Sharifah Badaniah menikah dengan Sayed Muhammad bin Hasan Al-Shatri di Jelutong, Penang. Dari pernikahan itu mereka memiliki seorang putri bernama Sharifah Ruqayah yang menikah dengan Syed Alwi bin Ali Al-Junaid. Dari pasangan inilah Habib Nuh memperoleh lima cicit: Sayed Abdurrahman, Sayed Abdullah, Syarifah Muznah, Syarifah Zainah, dan Syarifah Zubaidah.
Habib Nuh sendiri memiliki tiga adik laki-laki. Mereka adalah Habib Arifin, dan Habib Zain, keduanya meninggal di Penang. Dan yang termuda Habib Salikin yang meninggal di Daik (?) Indonesia.
Tidak mengherankan jika orang seperti Habib Nuh, pendakwah yang banyak beramal, dianugerahi kemampuan istimewa. Banyak yang percaya, ia memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat berada di beberapa tempat pada saat yang sama. Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa orang – pada saat yang sama – melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi.
Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah ia menyembuhkan luka di kaki seorang anak, hanya dengan melatakkan tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya dalam beberapa saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih. Habib Nuh menerima hadiah itu, tapi kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang membutuhkan.
Itu Foto Habib Husin Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad