Status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) parsial tampaknya bakal berlaku di Kabupaten Banjar. Namun, menurut Ketua DPRD Kabupaten Banjar H Muhammad Rofiqi SH, penerapan PSBB ini ibaratnya justru sama dengan menembak kepala pelaku usaha.
MARTAPURA,koranbanjar.net – Ketua DPRD Kabupaten Banjar H Muhammad Rofiqi SH mengutarakan, penerapan PSBB memprihatinkan bagi masyarakat karena berdampak pada perekonomian. Apalagi, melihatnya ini dalam situasi sekarang mendekati Ramadan.
“Menurut saya pribadi, ketika Ramadan maka riak ekonomi sudah mulai jalan. Kalau ditutup sekarang, seperti apalagi nanti,” ucap dia.
Dengan menutup satu usaha saja, ada efek berantai yang terjadi. Ada karyawan, ada suplai yang tidak bisa hidup.
Awal bulan lalu, ingatnya, sudah ada pembatasan. Saat itu, sektor ekonomi di Kabupaten Banjar mendapatkan hantaman. Adanya PSBB tentu menjadi puncak.
“Ini di dalam bahasa saya seperti membunuh perlahan atau sedikit-sedikit. Dengan penerapan PSBB sama dengan menembak kepalanya,” ungkap Rofiqi.
Penetapan PSBB parsial untuk Kabupaten Banjar, hal menarik bagi dia, karena pemberlakuan PSBB pada kecamatan tertentu.
Kecamatan-kecamatan yang dipersiapkan melaksanakan dan pemberlakuan status PSBB Parsial.
Ialah, Kecamatan Gambut, Kertak Hanyar, Aluh-aluh, Martapura dan Martapura Timur.
Hal itu diketahuinya ketika mengikuti rapat bersama dengan Pemprov Kalsel pada Senin (20/4/2020). Diputuskan di dalam rapat, ada dua kabupaten dan satu kota
“Senin rapat di provinsi, maka sudah diputuskan dua kabuaten dan satu kota yang dilakukan PSBB. Kota Banjarmasin, Kabupaten Barito Kuala dan Banjar,” katanya, Selasa (21/4/2020).
Penerapan PSBB adalah pukulan berat bagi perekonomian. Ada pepatah orang Martapura dan lain-lain. “Pepatahnya begini, becari duit selama sebulan untuk setahun, ini (Ramadan) momennya,” ungkap Rofiqi.
Lantas, kalau itu ditutup dengan status PSBB, dampaknya bagi perekonomian masyarakat tentu semakin berat. “Kalau itu ditutup, lihatlah dampaknya,”
Ia mengusulkan, karena Kabupaten Banjar hanya ada empat pasien, sedangkan itu juga ada dua pasien dari Banjarmasin, terjadi transmisi lokal. Sebaiknya, lakukan penutupan di perbatasan dengan Kota Banjarmasin.
“Kenapa tidak perbatasan Banjarmasin saja yang kita tutup,” usul dia.
Terkait dengan bakal berlakunya PSBB, ketua DPRD Kabupten Banjar mengingatkan, supaya tidak menyentuh pembatasan sektor ekonomi.
Hal ini telah disinggungnya melalui Musrenbang RKPD Kabupaten Banjar 2021 di Mahligai Sultan Adam, Selasa (221/4/2020).
“Saya mohon kepada Pak Hilman (Sekda Banjar) dan Bu Tantri (Kepala Bappeda Litbang Banjar), jangan sampai PSBB nanti menyentuh sektor ekonomi,” katanya.
Karena, masyarakat Kabupaten Banjar itu bagaikan sudah berdarah-darah. Kalau ekonominya ditutup, sama dengan membunuh mereka.
“Jadi, nanti minta tolong kalau PSBB, arah pembatasannya tidak menyentuh sektor ekonomi,” pesan Rofiqi. (dya)