Berbagai polemik yang kerap muncul di gedung DPRD Kabupaten Banjar mendapat penilaian yang negatif dari masyarakat. Salah satunya datang dari mantan anggota DPRD Banjar, Abdul Basit. Dia menilai persoalan-persoalan yang sering muncul di DPRD Banjar sudah sangat memalukan.
BANJAR, koranbanjar.net – Mantan anggota DPRD Banjar, Abdul Basit secara khusus menyampaikan rasa prihatinnya terhadap persoalan-persoalan yang sering mengemuka di DPRD Banjar.
“Saya selalu mengingat dan memperhatikan berita-berita yang muncul di DPRD Banjar. Antara lain, soal pembentukan Koalisi Dungu, soal kasus pemalsuan tanda tangan Ketua DPRD serta perebutan Ketua Komisi 4,” kata Abdul Basit kepada koranbanjar.net, Minggu, (06/11/2022).
Bukan hanya itu, lanjut dia, adapula tentang papat paripurna yang sering tidak memenuhi kuorum, seringnya kunjungan ke luar daerah dengan berbagai agenda seperti studi banding. Dan terakhir yang dia cermati tentang penggembokan ruang rapat paripurna oleh Ketua DPRD Muhammad Rofiqi.
“Nanti, berita apa lagi muncul?” katanya.
Sebagai mantan anggota DPRD Banjar, Abdul Basit mengaku sangat sedih dan prihatin mengamati problem yang sering muncul di DPRD Banjar. Karena, persoalan-persoalan yang muncul bukan tentang hal-hal yang menyangkut kepentingan publik, melainkan lebih banyak menyangkut kepentingan kelompok.
“Mengapa tidak mempedebatkan soal pasar yang banyak terbengkalai, masalah harga karet turun, soal infratsruktur desa-desa yang masih butuh perhatian dan masih banyak lagi?” tanya dia.
Lebih ironis, imbuh Abdul Basit, para anggota DPRD Banjar lebih banyak ke luar daerah ketimbang menemui masyarakat. “Nanti mendekati Pileg, para calon anggota dewan baru turun ke pelosok-pelosok, mendakati rakyat agar minta dipilih. “Dasar tidak tahu malu, kalau itu yang terjadi,” tutupnya. (sir)
