MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Pasangan suami isteri ini rela tempuh perjalanan selama 17 jam dari Samarinda ke Martapura demi bisa berhadir di Haul ke 13 Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. Pasutri itu bernama Muhammad Nur Wanto (31) dan istrinya Lilismariani (33). Mereka rela berpanas-panasan, berjebaku dengan debu jalanan dengan motor metik yang mereka kendarai hingga akhirnya sampai di Kota Martapura, Kamis kemaren sore (22/3).
Meski acara haul akbar yang dilaksanakan di Komplek Ar Raudhah Sekumpul, Martapura, akan dilaksanakan 3 hari lagi, yakni Minggu (25/3) mendatang, namun Pasutri ini memilih lebih dahulu melawat ke kota yang berjuluk Serambi Mekkahnya Kalsel ini, sebab mereka tidak ingin terjebak dalam kemacetan yang bisa saja menggagalkan cita-cita mereka berhadir di Haul ke 13 Guru Sekumpul.
Bagaimana tidak, pada tahun-tahun sebelumnya mereka selalu terkendala pekerjaan kala bertepatan haul. Bahkan mereka tidak pernah sekalipun hadir acara Haul Guru Sekumpul.
“Ini baru pertama kalinya ulun (saya, Red) menghadiri haul di Sekumpul, Alhamdulillah kesampayan juga. Sebelumnya pingin kesisni tapi belum bisa, karena masih belum mendapatkan libur di perusahaan swasta tempat saya kerja,” ujar Nur Wanto kepada koranbanjar.net, Jumat (23/3).
Saat mendapatkan libur dan bertepatan dengan Haul ke 13 Guru Sekumpul, kesempatan itu mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk berhadir di acara setahun sekali itu.
“Kami jam 2 siang berangkat dari Samarinda menuju Batu Kajang untuk beristirahat di rumah saudara, sampainya di sana sekitar jam 9 malam. Pagi kamis kami berangkat lagi menuju Kota Martapura, sampai di Martapura sekitar jam 4 sore,” terangnya.
Hal tersebut mereka lakukan semata-mata karena kecintaannya terhadap sosok Guru Sekumpul, meskipun Nur Wanto belum pernah sama sekali menghadiri majelis taklim Guru Sekumpul tempo dulu.
“Saya mengenal sosok Abah Guru Sekumpul dari mejelis taklim yang saya hadiri setiap malam Senin, di Jl.Biawan Gang 1 Kota Samarinda,” ungkapnya.
Bahkan, tambahnya, masyarakat di Samarinda sering menceritakan bagaimana sosok Guru Sekumpul. “Masyarakat di sana sering menceritakan, kalau ke Kota Martapura harus mampir ke makam Guru Sekumpul,” tambahnya.
Selebihnya, dia banyak mengenal Guru Sekumpul melalui media sosial, video pengajian Guru Sekumpul, bahkan memutalaahi (mempelajari,Red) wasiat-wasiat yang pernah Guru Sekumpul sampaikan ketika semasa hidupnya.
“Abah Guru ini sosok yang luar biasa bagusnya, kalau kita pejari lebih mendalam wasiat beliau, dan kita terapkan dalam kehidupan, itu sangat bagus tentunya. Guru Sekumpul orangnya murah senyum, ramah, dan kasih sayang,” pujinya.
Selain memuji budi pekerti Guru Sekumpul, keramahan warga Martapura pun tak luput dari pujiannya. “Khususnya penduduk Martapura, orangnya ramah tamah. Maaf sebelumnya, jauh lah kalau dibandingkan dengan di Samarinda, enak disini, orangnya ramah-ramah, enak gitu,” pungkasnya.
Nur Wanto bersama isterinya selama di Martapura memanfaatkan penginapan gratis di Pusat Perbelanjaan Sekumpul (PPS). Dia mengucapakan terima kasih kepada PD Pasar Bauntung Batuah yang telah menerima dan memberikan fasilitas mengianap di PPS.
“Alhamdulillah sudah dapat tempat penginapan selama di sini, saya ucapkan terimakasih banyak kepada PD Pasar Bauntung Batuah,” tutupnya.(zdn/dra/kie)