Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Headline

Ojek Online Kecewa, RDP DPRD Kalsel Tidak Bahas Kenaikan Harga Sembako

Avatar
514
×

Ojek Online Kecewa, RDP DPRD Kalsel Tidak Bahas Kenaikan Harga Sembako

Sebarkan artikel ini
Halim didampingi rekan ojek online dalam wawancaranya kepada awak media di luar ruangan RDP DPRD Kalsel. (Sumber Foto : koranbanjar.net)
Halim didampingi rekan ojek online dalam wawancaranya kepada awak media di luar ruangan RDP DPRD Kalsel. (Sumber Foto : koranbanjar.net)

Kecewa dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kalsel yang tidak membahas kenaikkan harga sembako, belasan ojek online memilih keluar (walk out) dari ruang RDP Gedung DPRD Kalimantan Selatan.

BANJARMASIN, koranbanjar.netJuru bicara perwakilan ojek online, Halim, Selasa (13/9/2022) di luar ruang RDP mengatakan, peserta RDP baik dewan maupun pemerintah jangan hanya fokus membahas kenaikan harga BBM.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Tetapi bagi kami ada yang lebih penting dari kenaikan harga BBM, ini urusan perut, yakni soal kenaikan harga sembako yang lebih dulu naik harganya sebelum BBM,” ujar Halim.

Lanjut ia mengungkapkan, kemarin sebelum ada isu kenaikan harga BBM, harga telur dari Rp25.000/per kilogram, sekarang karena alasan naiknya harga BBM menjadi Rp30.000/per kilogram.

Sedangkan dari sekian banyak pengojek online, kata Halim, hanya sekitar 20% yang mendapatkan BLT.

Dirinya berpikir sekalipun harga BBM naik kalau harga sembako dapat ditekan dengan murah, tidak dibarengi dengan kenaikan listrik, dan air serta segala macam, bisa mereka terima.

“Sekarang apa, kesakitan kami, kesusahan kami akan semakin banyak,” katanya.

Para ojek online memilih walk out (keluar) dari RDP DPRD Kalsel akibat kecewa, naiknya harga sembako tak dibahas. Selasa (13/ 9/ 2022). (Sumber Foto : koranbanjar.net)
Para ojek online memilih walk out (keluar) dari RDP DPRD Kalsel akibat kecewa, naiknya harga sembako tak dibahas. Selasa (13/ 9/ 2022). (Sumber Foto : koranbanjar.net)

Dari RDP dibuka hingga menjelang berakhir, tuntutan mereka tidak pernah dibahas, selalu bolak balik masalah BBM dan mafia migas.

Agar dapat berhadir  dalam RDP, dia bersama pengojek onlina lainnya rela meluangkan waktu tidak bekerja satu hari.

Untuk menuju ke rumah wakil rakyat Kalsel itu tentu katanya memerlukan biaya di tengah harga BBM sedang naik.

Bukan hanya itu, Halim mengungkapkan molornya jam pelaksanaan RDP yang telah ditentukan.

“Kami meninggalkan pekerjaan, meninggalkan anak istri tiba ke sini jam 1 siang sesuai jadwal, nyatanya molor ke jam 2,” ungkapnya kesal.

Dikatakan, tadinya berharap anggota DPR RI dari Kalsel yang berhadir, nyatanya hanya dihadiri oleh anggota DPRD setempat.

“Sekarang begini, oke menolak harga kenaikan BBM, namun apakah pemerintah dapat mengembalikan harga BBM yang lama, itu belum tentu,” tegasnya.

Menurutnya, coba kita rasakan semua, apakah cuman BBM yang naik, semua naik.

“Apakah semua barang itu naik setelah BBM naik, tidak. Sebelum isu kenaikan BBM, barang-barang sudah naik cukup besar.

Akhirnya Halim berpendapat, RDP ini sangat tidak berarti bagi mereka, malah buang-buang waktu.

“Jam dua baru mulai, setelah kami tunggu-tunggu apa kepentingannya demi ojek online (ojol),” ucapnya.

Menurutnya bukan hanya membicarakan kenaikan harga BBM, namun masih banyak persoalan sosial di masyarakat yang harus dibahas lagi.

Dirinya berharap, harga sembako juga harus dibahas, karena sebagai masyarakat, dirinya merasakan langsung mahalnya harga bahan pokok di pasar atau di warung-warung.

“Sekalipun kami dapat BLT, tidak ada artinya,” pungkasnya. (yon/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh