Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Headline

Nestapa Anak Buah Kapal dalam Film Before You Eat

Avatar
841
×

Nestapa Anak Buah Kapal dalam Film Before You Eat

Sebarkan artikel ini
Salah satu desakan untuk menghentikan eksploitasi para anak buah kapal (ABK) di kapal nelayan asing adalah ketegasan Pemerintah Indonesia dalam hal regulasi.
Salah satu desakan untuk menghentikan eksploitasi para anak buah kapal (ABK) di kapal nelayan asing adalah ketegasan Pemerintah Indonesia dalam hal regulasi.

Nasib di laut lepas tak senikmat hasil tangkapan mereka yang tersaji di restoran-restoran mahal.

“Bongkar ikan satu ton, itu saya dibayar setara Rp 2.000.”
“Kita kayak dipenjara sih. Kanan kiri laut.”
“Merasa terobati kalau ada jasadnya. Kalau sekarang kan saya ga lihat jasadnya, kan perasaan saya masih hidup.”

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Itulah sejumlah kesaksian mantan anak buah kapal (ABK) dan keluarga salah seorang ABK yang meninggal saat bekerja di kapal ikan asing yang ada di film dokumenter “Before You Eat”.

Kekerasan fisik, jam kerja yang panjang, makanan yang tidak layak, sakit tanpa pengobatan hingga berujung kematian, kerap mereka alami. Film ini menceritakan bagaimana eksploitasi yang dialami para ABK sejak sebelum berangkat, selama di kapal, hingga tiba kembali di Tanah Air.

Nasib mereka di laut lepas tak senikmat hasil tangkapan mereka yang tersaji di restoran-restoran mahal. Film “Before You Eat” membuka mata kita tentang apa yang terjadi di atas kapal penangkap ikan, karut marutnya proses pengiriman tenaga kerja, juga tentang penangkapan ikan berlebihan, dan penangkapan spesies yang dilindungi melalui praktik IUU fishing (perikanan ilegal, tidak dilaporkan, tidak diatur).

Setelah menjalani proses produksi sejak 2020, film dokumenter “Before You Eat” (BYE) akhirnya berlabuh dan ditayangkan pertama kali di Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu, 13 Maret 2022.

Film yang diproduksi oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dan didukung oleh Greenpeace Indonesia ini menyorot akar masalah perbudakan anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal ikan asing. Pada periode penayangan tahap awal, serangkaian kegiatan nobar dan diskusi film berlangsung di lima kota (Tegal, Pemalang, Semarang, Cirebon, dan Jakarta) hingga 31 Maret.

Di Jakarta, Greenpeace Indonesia bersama SBMI mengundang para wartawan nonton bareng dan berdiskusi tentang film ini pada Sabtu 26 Maret 2022 di Cohive D.Lab Jalan Riau No.1, Gondangdia, Menteng. Untuk menyaksikan trailernya bisa klik di sini: https://youtu.be/MgVVGAnGA5k.

Film ini akan berlayar ke berbagai lokasi lainnya di Indonesia sepanjang 2022. Film ini diproduksi sebagai desakan kepada Pemerintah Indonesia untuk serius membenahi kebijakan tata kelola perekrutan ABK Indonesia, serta bersikap lebih tegas dalam memberikan perlindungan pada ABK Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing.

Ketua Umum SBMI Hariyanto Suwarno mengatakan, film “Before You Eat” mengungkap fakta bahwa praktik perbudakan modern di atas kapal berbendera asing masih terus terjadi dan semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa lagi abai terhadap tugas dan tanggung jawab perlindungan.

“Pemerintah Indonesia harus segera berbuat dan melakukan tindakan konkret. Jika tidak, bisa dikatakan bahwa pemerintah melanggengkan praktik buruk ini dan turut melakukan pembiaran pelanggaran HAM,” kata Hariyanto.

Juru Kampanye Laut Greenpeace Asia Tenggara sekaligus produser eksekutif film “Before You Eat” Arifsyah Nasution mengatakan bahwa praktik perdagangan orang dan kerja paksa di atas kapal perikanan merupakan kejahatan luar biasa yang seringkali melibatkan berbagai jaringan aktor lintas negara.

“Eksploitasi terhadap ABK acap terjadi bersamaan dengan praktik perikanan ilegal yang mengancam kelestarian laut secara global. Di samping tanggung jawab Pemerintah Indonesia, industri perikanan global juga memiliki kewajiban membersihkan rantai pasok dan pasar mereka dari produk-produk makanan laut yang dihasilkan dari eksploitasi pekerja dan perikanan ilegal,” tutur dia. (dba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh