MARTAPURA,KORANBANJAR.NET – Sungguh kasihan melihat kondisi nenek ini. Maymujah (57) warga Desa Melayu Tengah, RT 01, Kecamtan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, adalah nenek penderita tumor payudara. Selama satu tahun lebih, ia hanya bisa meratapi penyakitnya. Di kediamannya, ia ditemani anak dan cucunya.
Nenek maymujah tergolong salah satu warga yang tidak mampu. Setelah lama menahan rasa sakit yang dideritanya, nenek Maymujah pun memutuskan untuk melakukan pengobatan dengan dan melakukan Biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium).
Setelah melakukan biopsi, ternyata nenek Maymujah merasa trauma. Dia mengira biopsi tersebut untuk mengangkat penyakit tumornya.
“Setelah saya sadar, saya kira tumor itu sudah diangkat, namun ternyata belum,” ujar Maymujah kepada koranbanjar.net, Rabu (28/3).
Beberapa hari pasca biopsi, jahitan yang berada di sebelah kanan payudaranya itu terjadi infeksi dan mengeluarkan darah.
Menurut nenek Maymujah, pasca Biopsi tersebut bukannya menyembuhkan tapi malah memperparah. “Rasa trauma kalau kembali kerumah sakit, bukannya sembuh tapi malah bertambah sakit,” ungkapnya.
Untuk mengobati penyakitnya itu, nenek Maymujah menggunakan layanan berobat Jamkesmas. Ia pun sering datang ke Poskesmas diantarkan anaknya bernama Maulidah (37). Nenek Maymujah datang ke Poskesmas hanya untuk melakukan pergantian perban dan meminta obat penahan rasa nyeri.
Pihak Puskemas Martapura Timur, Dokter Meta Soraya, membenarkan kalau Maymujah pernah beberapa kali datang ke Puskemas untuk meminta obat dan ganti perban.
“Ke sini dia datang hanya untuk ganti perban dan, diberikan obat penahan rasa nyeri sesuai dosis,” ujar dokter Meta.
Maymujah, lanjut dokter Meta, baru berani memeriksakan penyakitnya ke Poskesmas setelah benjolan di payudaranya membesar. Nenek Maymujah pun disarankan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Ratu Zalecha, agar penyakitnya ditindak lanjuti dokter ahli.
“Sebab, itu bukan ranah kami. Tumor sekecil apapun pasti kami rujuk ke rumah rakit untuk ditangani dokter spesialis. Apalagi benjolan Maymujah tergolong besar, dikhawatirkan itu tumor ganas,” ucapnya.
Setelah melakukan Biopsi sekitar 3 bulan lalu, tambah Meta, nenek Maymujah sudah disarankan mengontrol penyakitnya lagi ke rumah sakit.
“Saya anjurkan lagi untuk mengontrol penyakitnya kerumah sakit, sekalian menanyakan hasil biopsi pasien. Kan hasil biopsi bisanya setelah 20 hari,” tuturnya.
Menurut keterangan Maulidah, anak nenek Maymujah, hasil biopsinya harus dilakukan riview ulang. Nenek Maymujah pun tidak lagi datang untuk memeriksakan kondisinya tersebut.
“Sbenarnya saya kepikiran juga dengan kondisi nenek Maymujah, sebab tidak ada lagi memeriksakan penyakitnya kesini,” katanya. (zdn,sai/dra/kie)