Aplikasi Inovasi Biotron (Biochar Three In One) milik Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan, UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, kembali mendapat kehormatan menjadi finalis Inovasi Pelayanan Publik 2024.
JAKARTA, Koranbanjar.net – Inovasi Biotron adalah peraih Top Inovasi Pelayanan Publik Kategori Terpuji Tingkat Nasional tahun 2023. Dengan berbagai kelebihannya, inovasi ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Sesi wawancara dan paparan yang dilakukan secara online, Jumat (12/7/2024), oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi sebagai penyelenggara rangkaian penilaian PKRI 2024. Tahap penilaian Presentasi dan Wawancara PKRI dilakukan dihadapan Tim Penilai Independen (TPI).
Plt Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan Biotron jadi bagian menghadirkan pupuk organik.
“Biotron juga menjadi salah satu upaya kita meningkatkan produksi pangan tanpa ketergantungan dengan pupuk kimia. Hadirnya Biotron menjadi solusi di tengah kondisi harga pupuk yang mahal dan terbatasnya anggaran pemerintah untuk subsidi,” terang Dedi.
Sementara Kepala BBPP Binuang, Wahida Annisa Yusuf, yang hadir dalam wawancara didampingi oleh Budiono, widyaiswara sekaligus inovator Biotron, menjelaskan tantangan pembangunan pertanian kian besar.
Dijelaskannya, selain perubahan iklim, juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, pupuk kimia kian mahal, dan produksi tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.
“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Biotron menjadi salah satu pilihan dan mutlak dilakukan di tengah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan pentingnya ketersediaan pangan. Apalagi pangan dunia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja,” paparnya.
Wahida menambahkan, climate change’, degradasi lahan, dan El Nino ada di depan mata kita. “Dengan pendekatan “scientific” dan teknologi baru menjadi mutlak harus kita lakukan untuk meningkatkan produksi pangan,” tegasnya.
Biotron juga diharapkan dapat menjadi pendukung dari program Kementan dalam peningkatan produksi pangan. Sebagai informasi, di bawah komando Mentan Amran Sulaiman, peningkatan produksi pangan dimaksimalkan melalui program OPLAH (Optimasi Olah Lahan), Pompanisasi dan Padi Gogo dengan metode tumpang sisip.
“Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BPPSDMP Kementan, dan nantinya akan ada MoU antara Negara Malaysia dengan BPPSDMP terkait pengembangan inovasi Biotron”, terang wahida.
Sementara itu, Inovator Biotron, Budiono mengatakan telah ada 7 kabupaten model di Provinsi Kalimantan Selatan yang telah menerapkan inovasi Biotron ini. Antusias petani terhadap Biotron, terbukti dengan terbentuknya jejaring petani dan PPL yang menggunakan Biotron
“Dengan adanya inovasi Biotron ini, diharapkan mampu menjadi jembatan informasi inovasi antara Kementan dengan PPL dan Petani di lapangan,” ungkapnya.
Sementara Tim Penilai Independen (TPI) memberikan sejumlah masukan untuk Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang. Di antaranya, TPI mengimbau BBPP Binuang untuk dapat membuat timeline dan roadmap dari pengembangan inovasi Biotron, sehingga dapat dilihat dari tahun ke tahun perkembangan inovasi ini.
(AS/ABS/MIK/rth)