Leicester City menjuarai Piala FA 2020/21 seusai mengalahkan Chelsea dengan skor tipis 1-0 dalam partai final di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (15/4/2021) waktu setempat .
KORANBANJAR – Hasil itu disambut haru biru ratusan suporter Leicester yang hadir secara terbatas dalam pertandingan yang mulai disaksikan penonton tersebut. Wajar sebab dari beberapa kali final Piala FA baru kali inilah mereka juara.
Youri Tielemans sang pencetak gol semata wayang patut disemati gelar pahlawan kemenangan Leicester atas Chelsea. Namun, kiper Kasper Schmeichel juga berperan penting atas dua penyelamatan gemilangnya yang mementahkan peluang Chelsea.
Selain itu, kehadiran VAR turut membantu kemenangan Leicester, setelah menganulir gol balasan Chelsea dua menit jelang bubaran waktu normal.
Brendan Rodgers juga meraih trofi pertamanya bersama Leicester setelah tiba pada musim dingin 2019.
Babak pertama partai final berlalu tanpa satu pun tembakan tepat sasaran bisa dibukukan oleh kedua tim, yang selalu kesulitan untuk melakukan permainan apik di sepertiga akhir lapangan masing-masing.
Bek tengah Caglar Soyuncu jadi ancaman utama pertahanan Chelsea dalam beberapa situasi bola mati yang diperoleh Leicester, tetapi pemain asal Turki itu gagal menemui sasaran saat menyambut bola tendangan bebas kiriman Tielemans pada menit ke-20.
Sebaliknya peluang terbaik Chelsea tercipta pada menit ke-39 saat Timo Werner berusaha melepaskan tembakan dari sisi kanan kotak penalti, tetapi Wesley Fofana melakukan dua hadangan beruntun untuk menghalau bola melesat menuju gawang.
Bek gaek Leicester, Jonny Evans, yang sebelumnya diragukan bisa tampil sempat main sejak awal, tetapi harus masuk ruang ganti karena cedera yang dideritanya pada menit ke-34.
Berawal dari kegigihan Ayoze Perez memotong umpan dari lini belakang Chelsea, bola dikirimkan oleh Luke Thomas ke arah Tielemans yang punya ruang terbuka lebar di luar kotak penalti untuk melepaskan tembakan keras nan cantik ke pojok kiri atas gawang tanpa terjangkau kiper Kepa Arrizabalaga.
Gol itu memaksa Thomas Tuchel melakukan empat pergantian beruntun dalam kurun waktu delapan menit dengan memasukkan Christian Pulisic, Ben Chilwell, Kai Havertz dan Callum Hudson-Odoi, masing-masing menggantikan Hakim Ziyech, Marcos Alonso, Jorginho dan Cesar Azpilicueta.
Chilwell yang tampil menghadapi bekas timnya nyaris membuat kedudukan imbang pada menit ke-78 lewat tandukannya, tetapi bola bisa dimentahkan Schmeichel.
Chelsea terus menekan dan tiga menit jelang bubaran waktu normal kembali memperoleh peluang bagus, sayang Schmeichel bereaksi sigap untuk menepis tembakan Mason Mount yang tinggal melesak ke dalam gawang.
Drama terjadi dua menit jelang bubaran waktu normal, ketika bola sapuan Wes Morgan membentur Chilwell dan berakhir masuk ke dalam gawang Leicester.
Namun, selebrasi suporter Chelsea terhenti ketika wasit Michael Oliver dan VAR menyatakan Chilwell sudah lebih dulu terjebak offside dalam proses serangan sehingga gol dianulir.
Penganuliran gol itu bak spon yang menyedot gairah para pemain Chelsea, dan mereka gagal bangkit setelah waktu normal dan lima menit injury time berakhir, sehingga Leicester kukuh sebagai juara Piala FA. (antara/suara)