MARTAPURA, koranbanjar.net – Laga Derby Papadaan Martapura FC kontra Persiba Balikpapan pekan ke-9 Liga 2 Indonesia, di Stadion Demang Lehman, Martapura, Sabtu (3/8/2019) malam, berlangsung panas. Laga yang berakhir imbang satu sama itu diwarnai kericuhan menjelang laga usai.
Kericuhan dalam lapangan tidak lepas dari kepemimpinan wasit yang dianggap merugikan tuan rumah.
Di babak pertama belum ada tanda-tanda bakal terjadi kericuhan. Namun pada babak kedua, Persiba yang tertinggal 1-0, menaikkan tensi permainan. Pelanggaran dan tikel keras dipertontonkan.
Keputusan wasit Mardiyono, asal Jawa Barat, yang paling kontroversial adalah ketika menganulir gol M Aidi Bogel pada menit ke-62. Padahal dalam video tayangan ulang tidak terlihat ada pelanggaran atau offside dari pemain Martapura FC.
Kontroversi keputusan wasit lainnya ketika peluang mencetak gol di dalam kotak penalti, namun ketika pemain Martapura FC sudah berancang menembak keras kea rah gawang lawan, malah didiup wasit karena dianggap ada melakukan pelanggaran sebelumnya.
Hal ini memancing emosi pemain serta official Martapura FC, dan melakukan protes keras. Laga pun sempat terhenti kurang lebih 10 menit akibat kericuhan antara pemain, official dan wasit. Personil Polri dan TNI terpaksa masuk lapangan melarai kedua pihak.
Kericuhan kembali terjadi pada menit 92, usai insiden benturan Sandi Prtama dengan pemain belakang Persiba Balikpapan. Kericuhan ini malah lebih parah dari sebelumnya. Antar pemain dan official sempat saling kejar-kejaran di tengah lapangan.
Usai laga, kericuhan kembali terjadi. Wasit yang merasa bakal menjadi sasaran, mereka langsung berlari meninggalkan lapangan menuju ruang wasit. Sementara di lapangan masih terjadi kericuhan. Untungnya aparat kepolisian dan TNI berhasil mendinginkan suasana beberapa menit kemudian.
Pada laga tersebut wasit hanya mengeluarkan 2 kartu kuning untuk Martapura FC dan 2 kartu kuning untuk Persiba Balikpapan. Untuk Martapura FC, Kiper Ali Budi Raharju pada penghujung babak pertama dan Rahel Radiansyah pada menit ke-75. Sementara dari Persiba Balikpapan, Adnre Putra Wibowo pada menit 56 dan Stevanus Bungaran di menit 75.
Sementara pencetak gol dari Martapura FC M Aidil Bogel pada menit ke-11, dan balasan dari Persiba Balikpapan di menit 65 yang dicetak oleh Bryan Cesar Ramadhan.
Pelatih Kepala Martapura FC Frans Sinatra Huwae mengaku sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit yang merugikan timnya. Ia mengaku tidak ingin diuntungkan oleh wasit, namun hanya ingin pertandingan berlangsung adil.
“Tiga pertandingan di Kandang ini lah wasit yang paling jelek. Anak-anak saya dirusak mentalnya dan dipancing untuk emosi. Puncaknya pada gol kedua, bersih tidak ada pelanggaran, tapi mengapa dianulir,” ujar Frans Sinatra Huwae saat konferensi pers usai pertandingan.
Sebelumnya pada dua pertandingan, yakni saat menjamu Persatu Tuban dan Mitra Kukar Frans juga merasa dirugikan oleh wasit. Kali ini pihak Macan Gaib -julukan Martapura FC- bakal melayangkan surat kepada Komisi Disiplin PSSI.
“Jelas kita akan melayangkan surat protes,” tegas Frans.
Menurutnya ada beberapa keputusan wasit yang kontroversi yang menjadi dasar melayangkan surat, diantaranya terkait dianulirnya gol, dan ketidak adilan wasit dalam memberi sanksi pada pemain.
Sementara Pelatih Persiba Balikpapa Satia Bagdja Ijatna, tak ingin berkomentar soal kinerja wasit di lapangan. “No comen saya kalau soal wasit,” ujarnya.
Terlapas dari itu, Satia bersyukur mendapat satu poin di Kandang Martapura FC.
“Saya pikir ini (pertandingan) baik ya. Hanya saja ada beberapa insiden yang saya sesalkan. Saya pikir juga Martapura FC adalah tim kuat, jadi kita dapat satu poin pun tidak masalah,” tandasnya.
Atas hasil imbang tersebut, Martapura FC harus turun peringkat ke posisi 7 dengan total poin 10 dari 8 laga. Sementara Persiba Balikpapan berada di peringkat 9 klasemen sementara dengan raihan 8 poin. (dra)