Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Kisah Hikmah (13); Riwayat Singkat KH.Badruddin Al Banjari

Avatar
3867
×

Kisah Hikmah (13); Riwayat Singkat KH.Badruddin Al Banjari

Sebarkan artikel ini

KH. Badruddin atau lebih akrab dengan sebutan Guru Ibad merupakan salah seorang tokoh ulama yang sangat berpengaruh di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Selain sebagai tokoh ulama yang kharismatik, berwibawa, dia juga adalah tokoh ulama yang pernah menduduki peran penting di pemerintahan di tingkat pusat.

MARTAPURA, koranbanjar.net – KH.Badruddin atau Guru Ibad dilahirkan pada 29 Dzul Qo’idah 1355 Hijriah atau bertepatan pada 11 Februari 1937 M, di Kota Martapura, Kalimantan Selatan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

KH.Badruddin memiliki nasab dari keturunan para ulama besar di Kota Martapura. KH. Badruddin bin KH.Ahmad Zaini bin KH.Abdurrahman bin H.Zainuddin bin Abdusshomad bin Abdullah Al Banjari. Dia juga merupakan duzriat Datuk Kelampayan atau Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Sejak kecil Guru Ibad menimba ilmu agama, belajar mengaji dengan ayah dan kakeknya. Seiring dengan waktu Guru Ibad memasuki pendidikan formal di Madrasah Iqdamul Ulum dan Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Setelah menyelesaikan pendidikan keduanya, Guru Ibad dengan kedisiplinan ilmu meneruskan pendidikan ilmu agama di Masjidil Haram, tepatnya di Madrasah Shaulathiyyah Makkah selama kurang lebih dua tahun.

BACA JUGA ; Ulama Banjar, KH Husein Qadri: Keilmuannya Diakui 2 Ulama Besar Ini

Selain itu Guru Ibad juga memperdalam pengetahuan dengan beberapa ulama besar Martapura, di antaranya ; KH.Husein Qodri (kakak beliau sendiri), KH. Muhammad Sya’rani Arif, KH.Muhammad Semman Mulya, serta KH.Salim Ma’ruf serta beberapa ulama dan habaib di pulau Jawa.

KH.Badruddin bin KH.Ahmad Zaini tidak berhenti meneruskan perjuangan yang dilakukan kakeknya, ayah dan saudaranya sebagai pembimbing dan pembina masyarakat melalui pengajian-pengajian agama. Baik di Pondok Pesantren Darussalam Martapura maupun di kalangan masyarakat umum seperti di masjid-masjid di langgar-langgar dan di kampung-kampung.

Guru Ibad juga orang yang pertama membawa dan mengembangkan maulidul Rasul, Maulid Habsyi di Kalimantan Selatan dan sekitarnya sampai sekarang terus diamalkan masyarakat. Jasa yang begitu mulia dan sangat besar.

Badruddin putra Mufti KH. Ahmad Zaini dan Ibu Hajjah Jannah. Sejak remaja dan sampai akhir hayatnya kakak kandung KH. Muhammad Rasyad ini dikenal memiliki pendirian yang teguh, disiplin dan loyalitas yang tinggi baik dalam sikap maupun perbuatan.

BACA JUGA ; Kisah Ulama Banjar, Tuan Guru Semman Mulia Dengan Pencuri Ayam

Aktifitasnya sebagai pengajar agama Guru Ibad wakafkan sebagai dewan guru di Ponpes Darussalam mulai tahun 1955 M hingga tahun 1976 M. Beliau dinobatkan menjadi Pimpinan Umum Pondok Pesantren Darussalam menggantikan pendahulu sebelumnya Almarhum KH.Salim Ma’ruf. Di bawah kepemimpinannya Ponpes Darussalam mengalami perkembangan pesat, banyak diadakan peningkatan terutama di segi pendidikan dengan menetapkan beberapa kurikulum Darussalam dan madrasah diniyah, kurikulum Diknas untuk SLTP / SPMA, kurikulum Depag untuk madrasah Tsanawiyah / Aliyah Mu’allimin dan kurikulum IAIN untuk perguruan tinggi Islam STIS / STAI, serta mengadakan reuni alumni Pondok Pesantren Darussalam se-Kalimantan.

Di masa kepemimpinan Guru Ibad, Darussalam mengganti nama menjadi Pondok Pesantren Darussalam yang semula bernama Madrasah Al-Islamiyah Darussalam. Kecuali itu, di bidang infrastruktur pun mengalami peningkatan. Selain bangunan gedung yang ditempati di lokasi Pasayangan juga dibangun gedung di lokasi baru yaitu di Jl. Perwira Tanjung Rema Darat Martapura di atas tanah seluas 10 hektar yang pada waktu itu hasil dari sumbangan Pangdam X Lambung Mangkurat, Lenjend Amir Mahmud.

BACA JUGA ; Ulama Banjar, Syekh Abdurrahman Siddiq Yang Menetap di Sapat Indragiri Riau

Di bidang ke agamaan, di samping sebagai guru dan pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Guru Ibad aktif memberikan khutbah Jum`at di Masjid Agung Al-Karamah, Martapura dan nazir masjid kebanggaan warga masyarakat Serambi Makkah Martapura.

Sosok KH.Badruddin bin KH. Ahmad Zaini sebagai negarawan yang mempunyai dedikasi menyebarkan da’wah Islam dengan penuh keikhlasan dan kayakinan hanya untuk menuntut ridho-Nya. Selama hidup dia bersahaja pernah ditunjuk untuk menjabat sebagai ;

Penghulu Kampung Jawa dan Sungai Paring, Martapura pada tahun 1955.

Karyawan di Departemen Agama, Martapura, Kabupaten Banjar pada tahun 1960.

Tahun 1961 diangkat menjadi anggota DPRD Tingkat II, Martapura, Kabupaten Banjar.

Pada tahun 1978 dipercaya sebagai anggota MPR RI selama dua periode.

Pada tahun 1978 dipercaya sebagai anggota DPA RI selama dua periode.

Di bidang organisasi, terutama organisasi keagamaan pernah menduduki jabatan-jabatan penting seperti :

Wakil Ketua Umum Badan Kerjasama Ulama Militer.

Ketua MUI Kalimantan Selatan.

Ketua LTPQ Kalimantan Selatan.

Ketua Umum Badan Kerja Sama Pondok Pesantren (BKSPP) Kalimantan Selatan.

Anggota Badan Pertimbangan MUI Pusat.

Rais Suriah PWNU Kalimantan Selatan. Dan kiprahnya di bidang ini tetap saja tak lepas dari upaya memperjuangkan tegak syiar Islam.

BACA JUGA ; Kisah Ulama Banjar, Tuan Guru Semman Mulia Dengan Pencuri Ayam

Guru Ibad merupakan figur yang berperan secara ideal dalam beberapa dimensi sosial, sebagai ayah dalam keluarga, pakar ilmu dalam komunitas keilmuan dan ulama serta panutan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemanfaatan ilmu dan akhlaknya dirasakan semua orang.

Akhir dari jasa pengabdian dan kepeduliannya, Guru Ibad sebagai hamba Allah harus berpulang ke hadirat-Nya. Sebenarnya malam rabu itu nampak seperti biasa, diadakan pengajian rutin bertempat di kediaman Guru Ibad yang dibacakan KH. Abdul Syukur. Hadir di pengajian tersebut para guru, kitab yang dibaca madzahibul arba’ah. Usai pengajian sekitar pukul 22.00 WITA para guru pulang kembali ke rumah masing-masing.

BACA JUGA ; Daftar Ulama Tanah Banjar, Guru Sekumpul adalah Wali Kutub

Guru Ibad pun ke kamar hendak istirahat. Namun tak diduga, ternyata perjumpaan malam itu adalah perjumpaan terakhir. Guru Ibad akhirnya dipanggil sang Khalik. Sekitar pukul 11.30 WITA tersiarlah berita duka ‘innalillahi wa inna ilahi rojiun’ telah berpulang ke rahmatullah KH. Badruddin bin KH. Ahmad Zaini malam Rabu tanggal 28 Jumadil Akhir 1413 H / 23 Desember 1992 M.(*)

sumber; ulamakalimantan.blogspot.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh