Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Kewaspadaan Penanganan Banjir di Masa Pandemi Covid 19

Avatar
391
×

Kewaspadaan Penanganan Banjir di Masa Pandemi Covid 19

Sebarkan artikel ini

Kawasan yang mengalami banjir, diperlukan penanganan khusus. Karena, penanganan banjir di masa pandemi covid-19 perlu kewaspadaan.

BANJARMASIN,koranbanjar.net – Dr Taufik Arbain M Si selaku Tim Pakar Penanganan Covid 19 Universitas Lambung Mangkurat mengutarakan, Laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat ada 129.628 kasus aktif Covid-19 di Indonesia, sejak rabu 13 Januari 2021.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Angka ini merupakan akumulasi di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk di Kalimantan Selatan,” katanya.

Meskipun fluktuatif sebagaimana laporan pusat data Tim Penanggulangan Covid 19, namun trennya menaik selama 1-13 Januari 2021 kasus baru.

Bertambah 996 orang lebih tinggi dari periode 1-13 Desember 2020 dengan tambahan kasus 901.

Fakta sekarang penanganan covid 19 sangat berbeda kondisinya sejak sebulan terakhir yang hanya mengedepankan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menghindari Kerumunan).

Kemudian, diikuti adanya sosialisasi kebijakan vaksinasi secara massal serta pemberlakukan PSBB jilid 2.

Namun di kawasan yang mengalami situasi bencana banjir seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Sulawesi diperlukan penanganan khusus. Termasuk Kalimantan Selatan.

Tidak sekadar pada objek warga korban banjir, tapi kewaspadaan kerentanan pada tim relawan yang menangani dan membantu warga yang ditimpa bencana Banjir.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, sebut Pengamat Kebijakan Publik ini.

Pertama, sekalipun tim relawan swasta maupun pemerintah telah memenuhi standar bagaimana penanganan warga yang tertimpa banjir, perlu diperhatikan kondisi tim relawan yang mesti menjadi perhatian.

“Baik terkait kesehatan mereka, daya tahan tubuh agar selalu fit, pemenuhan protocol kesehatan sehingga kelompok penolong ini tidak rentan tertular covid 19,” ucap Taufik.

Dikarenakan, mereka ini adalah kelompok memiliki peluang besar bertemu orang banyak saat menolong warga, dan atau mereka adalah pihak yang berada atau tinggal di kawasan perkotaan, selama ini berinteraksi dengan banyak orang.

Lalu, mendatangi warga-warga terkena bencana. Untuk itu diperlukan semua stakeholder memperhatikan kondisi daya tahan tim relawan ini.

Kedua, Pemerintah Daerah tidak sekadar fokus pada penanganan bencana banjir tentu saja diharapkan tetap bersama-sama semua pihak mengingatkan kewaspadaan pandemi covid yang terus meningkat setiap harinya.

Ada kecenderungan kepanikan warga yang tertimpa bencana lalu melupakan hal-hal terkait protokol kesehatan.

Untuk itu, kita bersama memastikan daya tahan tubuh tetap di utamakan, selain 3 M. Sebab inilah modal termurah dalam menghindari pandemic covid 19.

Dinas kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah masing-masing Pemerintah Daerah bekerjasama pihak terkait perlu memastikan tim relawan, memiliki pengetahuan penanganan covid 19 di saat bencana banjir seperti sekarang.

“Apalagi sangat memungkinkan warga yang diungsikan akan berkerumun,” pesan dia.

Saran ini disampaikan sebagai langkah penanganan untuk meminimalkan penyebaran covid 19 di masa bencana banjir tahun 2021, yang memiliki curah hujan sangat tinggi.

“Kita semua mafhum bahwa penanganan banjir di masa masa pandemi covid 19 saat ini sangatlah sulit,” kata dia, Kamis (14/1/2021).

Tapi, setidaknya ada usaha dan pemikiran yang mendorong pada upaya meminimalisasi kemungkinan terpapar covid 19 di saat demikian baik pada tim relawan maupun warga ditimpa bencana banjir. (dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh