Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Ketika Anak Yatim Penjual Balon Dijenguk ke Rumah, Tangis Ibunya Pecah

Avatar
684
×

Ketika Anak Yatim Penjual Balon Dijenguk ke Rumah, Tangis Ibunya Pecah

Sebarkan artikel ini

Masih ingat dengan Sailiansyah (12) dan Rahmah (2,5 tahun), sepasang bocah yatim yang bekeliling Kota Banjarmasin berjualan balon? Manakala kedua bocah yatim ini dijenguk ke rumah gubuknya, tangis mengharukan pecah dari seorang ibu yang terlihat dengan wajah lelah. Mengapa? Ikuti tulisan wartawan koranbanjar.net, M Yanda.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – “Ya Allah, kenapa pian mau ke rumah kami yang buruk (reot) ini pak?” Demikian kalimat pertama yang muncul dari seorang ibu dengan tangis, ketika koranbanjar.net mendatangi rumah kecil dan kumuh yang ditempati anak yatim penjual balon keliling di Kota Banjarmasin.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Seorang ibu itu, tidak lain adalah ibu kandung dari Sailiansyah (12) dan Rahmah (2.5 tahun) yang pernah dijumpai wartawan media ini di tepi jalan, beberapa waktu lalu.

Kehidupan anak yatim penjual balon keliling bernama Sailiansyah dan Rahmah (2,5 tahun) memang sangat memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang kecil, kumuh di sudut Jalan Kuin Cerucuk RT 8, Kelurahan Kuin Cerucuk, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin.

BACA JUGA ; Sudah 2 Tahun Bocah Yatim Ini Naik Sepeda Jualan Balon Keliling Banjarmasin

Gubuk kecil itu dihuni oleh Sailiasyah bersama lima adik kecilnya, ibu kandung serta ayah tiri. Saking sempitnya gubuk tersebut, adik-adiknya tidur di balik pintu rumah dengan posisi dan arah saling silang. Pemandangan itu pun sungguh membuat orang terenyuh.

Saat ditemui wartawan koranbanjar.net, Jumat malam, (30/4/2021) sekitar pukul 23.40 WITA, keluarga tersebut memang sudah mau beristirahat. Saliansyah (12) duduk di samping kasur tipis yang ditiduri lima adiknya. Sementara ibu dan ayah tirinya duduk di tepi kasur. Mereka duduk persis mengitari kasur yang ditiduri kelima anak tersebut.

Rumah bocah yatim penjual balol asal Banjarmasin, Sailiansyah (12) di Kuin Cerucuk Banjarmasin. (foto; yanda/koranbanjar.net)
Rumah bocah yatim penjual balol asal Banjarmasin, Sailiansyah (12) di Kuin Cerucuk Banjarmasin. (foto; yanda/koranbanjar.net)

Gubuk itu bukanlah rumah mereka, melainkan hanya rumah kontrakan yang teramat sempit. Letak gubuk itu di kawasan yang cukup padat dan kumuh, tepatnya di pinggir sungai dengan akses jalan berbahankan kayu yang sudah rapuh.

Kala itu, Sailiansya baru saja pulang dari berjualan balon bersama adiknya, Rahmah (2.5) dengan menggunakan sepeda. Saat koranbanjar.net masuk ke rumah itu, ibu kandung dari Saliansyah langsung menangis tanpa alasan. Ketika ditanya, dia menjawab, “ya Allah kenapa pian mau ke rumah kami yang buruk ini pak,” tuturnya dengan deraian air mata.

Ibu kandung Sailiansyah adalah Santi (38), asal kota Martapura. Dulunya, dia hanya seorang pengemis, namun sedikit demi sedikit dia menabung. Kemudian dari hasil tabungan itu, Santi punya modal berjulan tisu di depan KFC Kantor Pos, di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Santi sudah cukup lama ditinggal suaminya, sekarang dia sudah memiliki suami baru, ayah tiri dari Sailiansyah. Ayah tiri Sailiansyah bernama Laudes Mardin (48), asal Bone, Sulawasi Selatan. Dia hanya berprofesi sebagai petugas kebersihan got di kampung tempat mereka tinggal. Laudes Mardin membersihkan got atau saluran jalan tanpa upah, melainkan hanya mengharapkan belas kasihan masyarakat secara sukarela. “Bayarannya cuma sukarela dari masyarakat, itu pun jika ada rezeki dikasih, jika tidak ada tidak apa,” ucap Santi.

Saliansyah memiliki 5 saudara yang masih kecil-kecil, kala itu mereka sedang tidur persis di balik pintu rumah utama. Adik-adiknya yang kecil itu biasa pada siang ikut bersama ibunya, sedangkan Saili membawa adiknya, Rahmah, kadang adiknya yang lain bernama Karmila untuk berjualan balon. Begitu pula adik kecilnya yang lain sering dibawa ayahnya ikut membersihkan got atau saluran.

Saat ini, Sailiansyah masih sekolah, mengikuti pendidikan paket. “Setiap hari harus berjualan balon berkeliling bersama adiknya, sampai menjelang magrib, Sailiansyah datang ke KFC mendatangi ibunya yang berjualan tisu di depan KFC, untuk sama-sama berbuka puasa.(mj-33/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh