Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan dari Fraksi Partai Keadilan (PKS) Habib Hamid Bahasyim berkomentar tentang meningkatnya kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Selatan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Anggota Komisi I DPRD Kalsel ini mengaku sangat miris dengan meningkatnya kasus narkoba di Provinsi Kalimantan Selatan yang notabene agamis dan religius. Padahal kasus-kasus besar sudah diungkap Polda Kalsel beserta jajaran.
Dirinya meminta kepada para penegak hukum agar lebih maksimal dan lebih kencang dalam menindak pelaku narkoba di Kalsel.
“Jangan hanya kroco-kroconya saja yang ditangkap, memutus peredarannya harus dari akarnya, siapa bekingnya, siapa pemodalnya atau bandarnya. Bahkan jangan banyak memberikan potongan remisi karena bisa diurus semua dengan duit, akhirnya tidak ada efek jera,” terang Sekretaris Kerukunan Keluarga Bahasyim (KKB) Indonesia Kalsel ini kepada koranbanjar.net, Sabtu (18/1/2025) di Banjarmasin.
Meskipun demikian dirinya sangat mengapresasi penangkapan dan pengungkapan kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba selama ini oleh Polda Kalsel dan jajaran.
“Kita akui dan apresiasi atas kinerja Polda Kalsel beserta jajaran selama ini dalam mengungkap kasus narkoba tidak pernah henti-hentinya,” ucapnya.
Namun, menurutnya tidak hanya dari sisi penegak hukum, tetapi mulai dari pemimpin negeri ini, baik dari Presiden turun ke daerah Gubernur, Bupati, Wali Kota hingga Lurah atau Kepala Desa mempunyai satu niat baik satu tekad membasmi narkoba sampai ke akarnya.
Kemudian para tokoh agama, habaib, kiai, dan pemuka-pemuka agama harus berkolaborasi dengan penegak hukum seperti kepolisian dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum, khususnya pelajar.
“Mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi harus intens diberikan edukasi tentang bahaya narkoba dan hukum islam menggunakannya,” paparnya.
Untuk tokoh agama, Habib Hamid menyarankan setiap penegak hukum memberikan pengetahuan, maupun sosialisasi tentang narkoba, harus mengajak atau menggandeng salah satu ulama atau habaib yang berkompeten dan memiliki pengaruh besar di masyarakat.
“Selama ini yang ada ulama dari pemerintahan, coba ajak ulama yang dicintai masyarakat yang memiliki pengaruh di wilayah tersebut, misal wilayah Banjarmasin, gandeng habaib atau kiai yang berpengaruh di wilayah ini,” terangnya lagi.
Selanjutnya tak kalah penting, kepada orang tua agar ekstra memberikan pengawasan kepada anak-anaknya. Mulai dari SD sampai SMA harus benar-benar diawasi tentang pergaulan dan gaya hidupnya.
“Karena sekarang di era digital ini semakin merajalela pergaulan bebas, hingga pengunaan narkoba rentan terjadi di kalangan remaja, dan ironisnya itu dianggap pergaulan yang modern, kalau tidak menggunakan narkoba maka dianggap kampungan, ketinggalan zaman, kolot lah apalah pokoknya,” bebernya.
Oleh karena itu tak hanya peran orang tua dituntut ekstra pengawasan tetapi juga dibantu guru-guru sekolah. Apabila pada saat jam-jam pelajaran dilarang keras membawa handphone.
“Jika ketahuan, panggil orang tuanya dan handphone sementara disita,” sarannya.
Dirinya juga berharap, kepada pemerintah daerah agar memberikan sebuah pelatihan atau membangunkan sarana olahraga maupun tempat-tempat kegiatan bermanfaat bagi anak muda atau remaja.
“Dan hal itu harus bersinergi dengan anggota DPRD terutama di wilayah dapil masing-masing untuk memberikan sosialisasi kepada para pemuda dan remaja tentang bahaya narkoba,” inginnya.
Selain itu tambah Habib Hamid, buatkan semacam program mengenai kegiatan pemuda atau remaja supaya dapat menjauhkan pergaulan mereka dari narkoba dan program itu harus dijalankan sama-sama.
“Namun harus penegak hukumnya dulu benar-benar kencang dan sungguh-sungguh. Kalau aparatnya kencang kendor ya tetap aja narkoba merajalela,” pungkasnya. (yon/bay)