Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Hulu Sungai Tengah

Jalan Padewaan di Hulu Sungai Tengah Mulai Rusak, 5 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan

Avatar
918
×

Jalan Padewaan di Hulu Sungai Tengah Mulai Rusak, 5 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan

Sebarkan artikel ini
Jalan desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel ini sudah mulai rusak dan membutuhkan perbaikan. (foto: ramli)
Jalan desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel ini sudah mulai rusak dan membutuhkan perbaikan. (foto: ramli)

Jalan Padewaan di Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel, kini sudah mulai rusak, Diperkirakan, sudah selama 5 tahun jalan ini tidak pernah tersentuh perbaikan.

BARABAI, koranbanjar.net – Jalan Padewaan yang mulai mengalami kerusakan berada di jalan Desa Banua Kupang RT 03 Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten HST, Kalsel.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Jalan Padewaan menghubungkan antara Desa Banua Kupang dan Desa Masiraaan, Kecamatan Pandawan.

Jalan yang lebarnya hanya kurang lebih 5 meter ini juga menjadi akses warga Masiraan jika mau ke Desa Banua Kupang maupun sebaliknya.

Pantauan koranbanjar.net di lokasi, Senin (4/10/2021 ) sekitar jam 17.00 WITA, di musim hujan seperti sekarang ada beberapa lokasi jalan yang sulit dilewati. Karena kondisi jalan becek dan berlumpur.

Jalan desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel ini sudah mulai rusak dan membutuhkan perbaikan. (foto: ramli)
Jalan desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalsel ini sudah mulai rusak dan membutuhkan perbaikan. (foto: ramli)

Awalnya jalan ini berbatu, namun sejak tahun 2000 sudah diaspal, sejak saat itulah tidak pernah jalan ini tersentuh perbaikan.

Menurut Warga Banua Kupang, Putri, jalan ini sudah lama rusak. Dekat perbatasan antar dua desa, aspal jalan sudah terbelah seakan membentuk selokan,” ujarnya.

“Harapan saya pribadi, tolong pemerintah daerah memperbaiki jalan ini, karena ini akses utama warga Banua Kupang mau ke Masiraan maupun sebaliknya, terlebih di Banua Kupang ada pasar mingguan yang hanya buka satu minggu sekali. Sehingga warga Masiraan sering melewati jalan ini, kalau jalan rusak mereka harus memutar sangat jauh, bahkan melewati 3 desa baru sampai ke Banua Kupang,” tutup Putri.

Jalan penghubung dua desa ini sering dilewati truk pengangkut pasir dan truk angkutan bata merah yang menjadi sumber penghasilan warga Desa Masiraan dan warga Banua Kupang.(mj-41/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh