KOTABARU – Kelangkaan elpiji isi 3 kilogram di Kotabaru ternyata dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menjual dengan harga yang melambung tinggi. Atas keadaan itu, masyarakat selalu menanti penjualan elpiji dengan harga yang standar. Seperti yang berlangsung di pangkalan elpiji, Jl.Indra Kusamajaya, Kecamatan Pulau Laut Utara, Minggu (18/02).
Penjualan elpiji dengan harga standar tersebut tak pelak membuat masyarakat harus berebut, hingga di antaranya ada yang tidak kebagian.
Warga Jl. Kusumajaya, RT 06, Imah kepada koranbanjar.net menyatakan, dia tidak ke bagian elpiji 3 kg, karena banyaknya pembeli dari daerah lain di pangkalan tersebut. SElain itu, adapula pengumpul yang membeli elpiji dengan membeli Rp33 ribu hingga Rp36 ribu.
Kemudian dijual lagi kepada masyarakat dengan harga Rp35 ribu sampai Rp40 ribu pertabung. Padahal dari pangkalan harga elpiji 3 kg, hanya Rp24,600 / per tabung. Hal itu menimbulkan pertanyaan dengan kelangkaan elpiji 3 kg di Kabupaten Kotabaru.
Menurut warga, elpiji yang datang pada hari itu, keesokannya tidak ada lagi. “Dikemanakan tabung elpiji yang datang itu,” ujar warga.
Sementara warga lainnya, Yamin menyatakan, seharusnya tabung elpiji 3 kg yang datang harus dibagikan kepada masyarakat setempat dulu, apabila ada sisa baru dikasihkan ke orang lain. “ Jangan, malam elpiji ada, siangnya sudah tidak ada lagi,” ujar Yamin.
Yamin mempertanyakan janji pemeritah daerah, yang menjanjikan kemudahan bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan epliji sesuai harga standar. “Apakah kami harus kembali memakai minyak tanah atau tidak sema sekali,” ujarnya.
“Langkanya elpiji membuat kami sebagai masrayrakat kecewa berat, dan ini dijadikan kesempatan disemua pengumpul untuk menaikan harga Rp35 ribu bahkan sampai Rp40 ribu,” bebernya. (dam)