BANJARBARU, koranbanjar.net – Sineas muda asal Belanda berdarah Maluku-Indonesia, Jim Taihuttu baru saja merampungkan sebuah film sejarah bertema kekejaman Raymond Westerling.
Film De Oost atau The East dalam bahasa Inggris, menjadi kontroversi di Belanda karena mengorek kekejaman Westerling.
Melansir News in 24 pada Kamis (13/5/2021), De Oost adalah film Belanda pertama yang ditayangkan di Amazon Prime Video.
Data dari IMDb menyebut film berdurasi 2 jam 17 menit ini ber-genre drama, thriller, dan perang, yang dirilis pada 13 Mei 2021 di Belanda.
Dalam adegan awal dari film ini menampilkan sekolompok prajurit Belanda yang baru saja pulang dari Hindia Belanda (Indonesia) yang bukannya disambut bak pahlawan namun justru sebaliknya dimana sebagian warga Belanda menyambut mereka dengan caci maki.
Terlihat beberapa warga Belanda yang menaiki perahu datang menyambut kapal para prajurit dengan melempari tomat busuk, mengucapkan caci maki dan memajang spanduk bertuliskan kalimat bahwa para prajurit KNIL Belanda telah melakukan kekejaman yang tak kalah mengerikannya dengan yang telah dilakukan oleh tentara NAZI Jerman.
De Oost (The East) mengambil sudut pandang dari seorang prajurit Belanda bernama Johan, yang diperankan aktor Belanda, Martijn Lakemeier. Johan merupakan tentara Belanda yang berada dalam pasukan di bawah komando Raymond Westerling yang datang ke Indonesia pada 1946. Dalam trailer singkat film De Oost, kita juga diperlihatkan dengan kekejaman yang dilakukan oleh tentara Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Pada awalnya, Johan dikisahkan sangat mengagumi gaya kepemimpinan karismatik dari Westerling yang dibintangi oleh pemeran Jafar di film Aladdin (2019).
Namun, seiring perang memanas, Johan jadi enggak bisa membedakan batas antara yang baik dan buruk lagi. Hal ini karena Westerling selalu membungkam rakyat Indonesia yang dia anggap pemberontak dengan cara yang kejam dan tanpa ampun.
Sekadar mengingatkan, Raymond Westerling merupakan seorang komandan pasukan Belanda yang memiliki julukan “Si Turki” karena lahir di negara tersebut.
Di Indonesia, dirinya dikenal karena tragedi pembantaian Westerling yang merupakan peristiwa pembunuhan terhadap ribuan warga sipil di Sulawesi Selatan pada rentang waktu 1946-1947. Nah, peristiwa tersebut lah yang nantinya bakal diangkat ke dalam filmnya.
Federatie Indische Nederlanders (FIN) atau Federasi Masyarakat Belanda Indonesia mengajukan keberatan secara hukum atas film ini.
FIN menilai The East sebagai karya fiksi yang terlalu vulgar menunjukkan sifat iblis Belanda yang coba kembali menancapkan pengaruhnya di Indonesia. (andy)