Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Kalsel

Dirut Bank Kalsel Hanawijaya Dicopot, Benarkah Kurang Memuaskan Pemegang Saham?

Avatar
3302
×

Dirut Bank Kalsel Hanawijaya Dicopot, Benarkah Kurang Memuaskan Pemegang Saham?

Sebarkan artikel ini
Mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Kalsel, Hanawijaya. (Foto: Infobanknews.com)
Mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Kalsel, Hanawijaya. (Foto: Infobanknews.com)

Direktur Utama (Dirut) Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Selatan atau Bank Kalsel diberhentikan dari jabatannya atau dicopot. Apakah Hanawijaya dianggap kurang memuaskan para pemegang saham? Berikut analisa Pengamat Ekonomi dan Pembangunan dari Universitas Lambung Mangkurat, Dr Ahmad Yunani.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Dalam wawancaranya kepada media ini via Whatsapp, Selasa (14/2/2023) di Banjarmasin, Dr Yunani memandang lengsernya Hanawijaya ada kemungkinan kinerjanya selama satu tahun tiga bulan ini kurang memuaskan para pemegang saham.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kalaupun terjadi pergantian Dirut lebih bersifat politis maka menurutnya ini terkait kebijakan dan sinergi antara pemegang saham dan pihak manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan secara lebih profesional.

Namun benarkah jika selama kepemimpinannya sejak November 2021 hingga Februari 2023, pria yang pernah berkiprah di Bank Jateng dan Bank Mandiri ini dinilai seperti prediksi Dr Yunani?

Dikutip dari Infobanknews.com, didepak Hanawijaya sebagai Dirut Bank Kalsel secara mendadak menimbulkan pertanyaan publik.

Pasalnya selama kurang lebih satu tahun tiga bulan menduduki posisi Dirut, Hanawijaya mampu membawa Bank Kalsel mencatatkan kinerja positif.

Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), Per September 2022, aset Bank Kalsel tumbuh 18,77% menjadi Rp18,52 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp15,59 triliun (year on year/yoy).

Pertumbuhan aset ditopang dari meningkatnya Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 19,31% (yoy) mencapai Rp14,96 triliun. Sedangkan untuk penyaluran kredit dan pembiayaan, Bank Kalsel mampu mencatatkan Rp12,2 triliun naik 12,53% (yoy).

Kredit Bank Kalsel juga semakin terjaga kualitasnya. Hal ini terlihat dari rasio non performing loan (NPL) gross yang turun dari posisi 3,96% di September 2021 menjadi 3,52% di September 2022.

Dari sisi profitabilitas, pada September 2022 Bank Kalsel juga mencatatkan laba bersih Rp247,14 miliar atau tumbuh 10,68% (yoy). Sedangkan return on asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) perseroan masing-masing tercatat 2,35% dan 16,66%.

Berdasarkan laman resmi Bank Kalsel, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemegang saham mayoritas Bank Kalsel dengan menggenggam 27,70% saham, sedangkan sisanya sisanya dimiliki oleh 13 pemerintah kabupaten/kota.

Disisi lain, Dosen tetap dan Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat ini membeberkan
jika ada masalah hukum akan terbukti dalam penyelidikan, penyidikan atau bisa sampai di pengadilan terkait dengan kegiatan perbankan. Menurutnya, bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan.

Jadi lanjutnya, kalau Dirut ada terkait masalah hukum berdampak terhadap kepercayaan masyarakat selaku nasabah Bank Kalsel.

“Sehingga menghindari hal itu perlu manajemen yang lebih clear dan clean,” ucapnya ketika menanggapi adanya pemeriksaan dan penyelidikan oleh Pidsus Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjarmasin terhadap Direktur Bisnis Bank Kalsel, Fachruddin.

“Kalaupun ada masalah hukum lebih mudah dalam penanganan jika tidak dalam jabatan,” sambungnya.

Dengan adanya berbagai permasalahan di tubuh Bank Kalsel, dari kasus skimming hingga masalah hukum yang berdampak menurunnya kepercayaan masyarakat, akankah Bank milik daerah itu terancam turun status menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kalimantan Selatan ini berkata tidak akan sampai terjadi karena kecukupan modal masih bisa menghindari menjadi BPR.

Lebih lanjut dirinya berpendapat, ada kemungkinan manajemen makin profesional jika tidak bisa membangun chemistry dengan pemegang saham dan komisaris bisa saja dilakukan pergantian.

“Hanya pergantian yang mendadak menjadi pertanyaan publik,” sebutnya.

Dirinya berharap, semoga semua berjalan dengan baik sehingga Bank Kalsel makin maju. Mampu bersaing di tengah beratnya persaingan dunia perbankan dan bisnis keuangan.

Pencopotan Hanawijaya sebagai Direktur Utama ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Kalsel, yang digelar Rabu 8 Februari 2023 di Hotel Rattan Inn Banjarmasin.

RUPS tersebut juga mengukuhkan Hatmansyah sebagai komisaris utama dan menunjuk Fachruddin sebagai Pelaksana Tugas (Plt) direktur utama merangkap direktur bisnis.

Perjalanan Hanawijaya sebagai Dirut Bank Kalsel terbilang cukup singkat. Ditunjuk sebagai dirut berdasarkan Akta RUPS Sirkular No. 25 tanggal 30 November 2021.(yon)

Respon (2)

Tinggalkan Balasan ke Tanos Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh