Religi  

Dikaruniai Sebagai Golongan Tajrid, Dari Situlah Diberi Gelar Wali Katum

LAS, KORANBANJAR.NET – Ribuan jamaah dari berbagai daerah hadiri Haul ke-38 KH Muhammad Ramli atau yang lebih dikenal dengan Wali Katum, di Lingkungan Makam Wali Katum Desa Tabudarat, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Minggu (28/4/2019) malam.

Ajizah, salah satu jamaah dari Muara Teweh mengungkapkan, dirinya bersama rombongan berangkat sejak hari Sabtu untuk menghadiri Haul Wali Katum. Namun sebelumnya mendatangi majelis dan ziarah ke makam para wali di Kalsel terlebih dahulu.

“Pulang nya langsung menghadiri acara Haul Wali Katum ini,” ujar mahasiswi Politekhnik di kota Muara Teweh ini kepada koranbanjar.net.

Jamaah terlihat larut dalam kekhusyukan doa dan zikir dalam ritual haul yang dipimpin oleh KH Asmuni, ulama yang akrab dengan sapaan Guru Danau.

Usai acara haul, acara dilanjutkan dengan pembacaan manakib Wali Katum oleh Guru Nanau.

Guru Danau menyampaikan, Wali Katum termasuk golongan Wali Tajrid (melepas segala aspek keduniawian).

“Nama lengkap Wali Katum Muhammad Ramli bin Katutut. Di masa kecil beliau bernama Artum Ali. Beliau hidup apa adanya tanpa berusaha (bekerja), hari-hari beliau hanya dihabiskan untuk mengabdi kepada Allah SWT,” kata Guru Danau.

“Apabila ada makanan beliau makan tapi kalau tidak ada beliau akan puasa. Meskipun demikian beliau tidak pernah mengeluh, minta-minta dan menyusahkan orang lain,” sambungnya.

Wali Katum selalu menutup diri dari orang lain dan suka menyendiri, sehingga tidak banyak aktivitas beliau yang terekspos. “Karena itulah di masyarakat beliau lebih dikenal dengan sebutan Wali Katum,” jelas Guru Danau.

Kata Katum sendiri diambil dari bahasa Arab yang berarti sembunyi. Menurut cerita warga sekitar, beliau kalau pergi selalu membawa Alquran, apabila berhenti di perjalanan ia akan membacanya.

“Hingga akhir hayat beliau Alquran itu tidak lagi persegi, melainkan lonjong karena sisi-sisinya sudah habis terkikis lantaran sering dipegang untuk dibaca,” tuturnya.

Wali Katum wafat tanggal 24 Juni 1982 M bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1402 H pada usia sekitar 70 tahun. Makam Wali Katum terletak di Desa Tabu Darat Kecamatan Labuan Amas Selatan, kabupaten Hulu Sungai, Tengah Kalimantan Selatan. Di dalam komplek makam terdapat 3 buah makam yaitu Makam Wali Katum, isterinya Shaimah binti Manshur dan anaknya yang bernama Siti Aisyah. (mdr/dra)