MATARAMAN – Kondisi jalan poros Desa Baru hingga Sungai Jati, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, sepanjang 13 kilometer, kini mengalami kerusakan. Lebih-lebih jalur sepanjang jalan desa tersebut sering mengalami tanjakan dan menurun. Sehingga cukup menyulitkan penduduk setempat untuk melewati, terutama bagi anak-anak sekolah.
“Sebagaimana bapak lihat dan alami sendiri saat menuju ke desa ini, kondisi jalan sudah sangat rusak. Jalan yang rusak ini diperkitakan sepanjang tiga belas kilometer, mulai mulut jalan Desa Salam hingga perbatasan dengan Desa Sungai Jati,” ungkap Anggota Badan Perwakilan Desa Baru, Kecamatan Mataraman, Raihan Pahlepi kepada koranbanjar.net, belum lama tadi.
Menurut dia, tahun 2010 – 2011 silam, kondisi jalan menuju Desa Baru hingga perbatasan Desa Sungai Jati tersebut sebetulnya sudah pernah diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Banjar. Namun tidak lama setelah diperbaikin, kondisi jalan mengalami kerusakan kembali.
Dia menambahkan, pihaknya akan menyampaikan permohonan perbaikan jalan tersebut melalui Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan, dengan harapan Pemkab Banjar melalui Dinas PUPR dapat menganggarkan perbaikan melalui APBD akan datang.
Hal senada juga dikemukakan Pembakal Desa Baru, Kecamatan Mataraman, Hariyanto, dalam rapat koordinasi yang melibatkan beberapa unsur SKPD se Kabupaten Banjar, termasuk pihak Kecamatan Mataraman.
“Dalam rakor juga kami sampaikan, usulan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan. Mudah-mudahan tahun anggaran mendatang dapat dimasukkan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan permohonan BPD dan Pembakal Desa Baru Kecamatan Mataraman, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Banjar, Mokhamad Hilman melalu Kepala Bidang Bina Marga, Solhan menyampaikan, perbaikan jalan Desa Salam menuju Desa Baru untuk 2018 memang belum teranggarkan, karena keterbatasan anggaran.
“Kalalu memang pihak desa ingin jalan tersebut mendapatkan perbaikan, mereka harus menyampaikan usulan melalui prosedur Musrenbang di kecamatan. Karena yang menentukan prioritas pembangunan desa itu tetap pihak desa, sedangkan kami hanya menginput kan untuk dijadikan kegiatan,” jelas Solhan.(sir)
