Pusat Perbelanjaan Sekumpul (PPS) Martapura yang terletak tepat berseberangan di mulut Jalan Sekumpul, tidak hanya menjadi aset miliaran yang terbengkalai. Tetapi bila malam, kawasan ini cukup menyeramkan. Bahkan sejumlah toko yang kosong di kawasan itu diduga menjadi ‘sarang’ tempat berkumpul perempuan-perempuan nakal.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Pantauan koranbanjar.net, Senin (5/12/2022) malam sekitar pukul 21.30 wita di kawasan PPS Martapura, tepat di deretan sekitar musala dan terminal PPS tampak gelap gulita.
Pertokoan PPS Martapura bak bangunan tua, sepi tanpa penerangan sedikit pun. Ketika media ini mengamati situasi di kawasan itu, mendadak muncul dua perempuan dengan pakaian yang seronok tengah mengendarai sepeda motor. Lantas, kedua perempuan itu seperti dalam keadaan setengah mabuk, melintas seraya mengumbar gelak tawa yang tidak keruan.
Kemudian, dua perempuan yang tengah mengendarai sepeda motor tersebut menghilang di kegelapan malam, di antara deretan toko yang kosong. Bunyi sepeda motor yang mereka tunggangi tadi pun mendadak lenyap.
Seorang warga yang kebetulan menyaksikan tingkah laku kedua perempuan di mulut kawasan PPS Martapura itu sempat dibuat terperanjat. “Perempuan apa itu? Terlihat tidak beres, kemana mereka?” ucap warga berkopiah haji yang mengaku bernama Hasan ini.
Selanjutnya, media ini mencoba untuk menguntit kedua perempuan itu di tengah kegelapan malam di kawasan PPS Martapura. Namun keduanya menghilang bak ‘hantu’.
Sepanjang kawasan PPS Martapura, tepatnya di belakang eks RS Aveciena Medika sangat sepi. Di tengah jalan pusat pertokoan itu terlihat tumpukan sampah yang menggunung, bahkan nyaris menutup jalan itu, hanya menyisakan sedikit ruang jalan untuk melintas. Selain itu, sampah-sampah menebarkan bau yang sangat tidak sedap.
Kawasan PPS Martapura tidak hanya tak terurus. Kondisi jalan di kawasan PPS Martapura ini juga sudah dalam kondisi rusak parah. Aspal permukaan jalan sudah terkelupas, batu-batu lapisan dasar jalan menyembul diperparah dengan lubang-lubang besar.
Sementara itu, dari sumber yang dapat dipercaya, salah satu penyebab pertokoan PPS Martapura tidak berfungsi karena sarat dengan kepentingan para eks pejabat daerah setempat.
“Toko-toko di situ, sebagian milik pejabat, baik milik mantan pejabat eksekutif maupun mantan pejabat legislatif. Bahkan adapula milik tokoh agama. Makanya, sebagian pemilik yang berasal dari mantan pejabat eksekutif maupun legislatif itu seakan tidak peduli dengan keadaan PPS. Akhirnya, jadi seperti sekarang,” ungkap sumber koranbanjar.net.(*)
