Lulur merupakan salah satu bahan perawatan kulit mendasar yang banyak disukai oleh perempuan dari dulu sampai sekarang. Di Sulawesi Selatan terkenal yang namanya lulur Bedda Lotong, lulur tradisional ala Bugis mempunyai banyak khasiat. Semula hanya dipergunakan oleh kalangan bangsawan, namun sekarang sudah menyebar luas dipakai berbagai kalangan.
PAGATAN,koranbanjar.net – Lulur Bedda Lotong kini bukan saja dimanafaatkan kaum perempuan di Sulawesi Selatan, tetapi sudah pula disukai wanita di Indonesia. Malah, lulur tradisional yang diracik khusus ini bisa didapatkan di Kalimantan Selatan.
Lulur ini mempunyai manfaat diantaranya sebagai body scrub, mengangkat sel-sel kulit mati yang membuat kulit terlihat kusam dan kasar, memberikan efek relaksasi pada tubuh, menekan pembengkakan, mendinginkan, menjaga kelembaban kulit, membantu mempercepat penyembuhan bekas luka dan remodeling kulit rusak, menghilangkan gatal dan alergi, flek dan bekas jerawat dengan pemakaian rutin, menghilangkan bau badan dan memberikan nutrisi pada kulit.
Lulur khas dan umum dipakai misalnya lulur kuning, bengkoang, kopi, coklat, lumpur, alpukat, rumput laut, kacang hijau, dan cendana. Sedangkan Lulur Bedda Lotong atau Bedak Hitam, disebut demikian karena terbuat dari ketan hitam.
Kendati sama berbahan dasar ketan hitam, setiap merk lulur Bedda Lotong Bugis memiliki komposisi bahan berbeda. Menurut owner Daisy Beauty Care yang merupakan pemilik usaha Bedda Lotong di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, Desi Ismilia Puspitasari, bahwa komposisi bahan lulurnya terdiri atas ketan hitam, kunyit, temulawak, kencur dan minyak zaitun.
“Beberapa merk Bedda Lotong mencampurkan bahan-bahan bagus tersebut dengan asam jawa yang memiliki kandungan asam tatrat, asam suksinat, asam sitrat, dan asetat. Asam ini mempunyai aktivitas alpha hydroxyacid atau AHA, untuk mempercepat pengangkatan sel-sel mati, sehingga kulit menjadi cerah alami,” katanya.
Lulur Bedda Lotong yang awalnya dipakai kalangan perempuan bangsawan, lalu dijadikan lulur wajib bagi calon pengantin Suku Bugis. Sekarang sudah ada di Kalimantan Selatan, menyebar di jual distributor setiap kabuaten dan kota.
“Lulur Bedda Lotong atau ketan hitam, kaya akan kandungan asam amino, mineral, serat, hingga antioksidan, pemilihan beras ketan sebagai solusi perawatan sangat tepat. Sebab kandungannya dibutuhkan oleh kulit untuk bergenerasi, cocok semua jenis kulit, walau kulit sensitif sekalipun,” ungkap Desi.
Bagaimana ceritanya sehingga ia tertarik usaha lulur kecantikan Bedda Lotong? “Jadi, saya itu lulusan sarjana hukum tahun 2019 di kampus Universitas Islam Kalimantan atau Uniska. Sejak kuliah memang sudah sering olshop atau jualan online berbagai macam ada hijab, pemutih dan banyak hal lainnya,” kata Desi memulai cerita.
Setelah itu ikut tes CPNS tapi gagal dan setelah ikut tes, kepikiran untuk membuat produk sendiri berbahan 100% alami dengan harga yang terjangkau dan bisa digunakan semua kalangan termasuk laki-laki., baik anak SMP dan SMA. Lantas, mencoba membuat produk sendiri dengan bantuan orang tu bermodal awal Rp100 ribu.
“Awalnyaa pembeli hanya datang satu orang saja setelah beberapa hari pembeli makin banyak hingga sekarang saya punyaa banyak distributor dan reseller di seluruh Indonesia dengan omset 15juta rupiah per bulan,” ungkap dia, yang memulai usaha sejak tiga bulan lalu.
Dan, untuk produknya sendiri Desi meracik sendiri turun temurun dari nenek yang asli Bugis Pagatan. Terus, sekarang sudah masuk 4 produk yang terjual seperti jamu, pupur dingin dan Bedda Lotong kering yang bisa dikirim dengan jarak cukup jauh biar lebih tahan.
“Ada yang sudah sampai Aceh itu Bedda Lotong kering. Lulur Bedda Lotong tak hanya dipakai kaum perempuan, bisa banget untuk laki-laki malah lebih bagus untuk mengangkat sel kulit mati. Dikeluarga saya semua makai, dan yang lebih bagusnya lagi itu ada kandungan temulawak karena kaya akan manfaat,” beber Desi. (dya)