MARABAHAN, KORANBANJAR.NET – Pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Barito Kuala (Batola) periode 2015-2020, yang dibentuk pada 2015 lalu, di Pawon Tlogo, Handil Bakti, Batola, hingga kini nyaris tak terlihat prestasi dan kegiatannya.
Ketiadaan kegiatan dari Pengurus FPTI Batola tersebut bisa dilihat dari pembinaan atlet serta sarana dan prasarana seperti dinding panjat yang hingga sampai saat ini tak pernah dimiliki FPTI Batola, yang rata-rata para pengurusnya diisi oleh warga Marabahan dari anggota senior Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) berbagai kampus di Banjarmasin maupun Banjarbaru.
Saat ditemui koranbanjar.net, Kamis (24/1/2019), salah satu pengurus FPTI Batola periode 2015-2020, yang juga mengaku sebagai salah satu anggota Komunitas Pecinta Alam Tapak Barito (KPA-TB), yang tak ingin namanya dikorankan, membenarkan bahwa hingga saat ini FPTI Batola nyaris tak mempunyai kegiatan, prestasi serta dinding panjat untuk sarana latihan.
“Memang benar, sejak awal dibentuk pada 2015 lalu, hingga saat ini FPTI Batola tak memiliki prestasi dalam kejuaraan panjat dan dinding panjat untuk fasilitas latihan,” ujar seorang pengurus FPTI Batola yang mengaku ikut serta dalam musyawarah pembentukan Pengurus FPTI Batola, 2015 lalu itu.
Bahkan, menurut Pengurus FPTI Batola yang mengaku jabatannya di FPTI Batola membawahi para Kepala Bidang FPTI Batola itu, sejak musyawarah pembentukan pengurus FPTI Batola di Pawon Tlogo, 2015 lalu, ia tidak pernah bertemu dengan Ketua Umum FPTI Batola, Adenan.
“Jadi selama ini kami hanya berkoordinasi dengan ketua hariannya saja. Jadi apapun itu tentang FPTI Batola, kami tidak pernah mengetahuinya. Namun yang kami ketahui, memang tidak ada juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengurus. Kami juga tidak pernah menerima arahan langsung dari ketua umum. Nomor hp beliau (Adenan) saja kami tidak punya. Bisa dibilang FPTI Batola saat ini sedang vakum lah,” ceritanya.
Padahal, menurutnya, salah satu tugas FPTI di kabupaten itu adalah membina para atlet dari klub-klub panjat.
“Sementara ini para pemanjat dari anggota KPA Tapak Barito bisa dirangkul untuk menjadi klub panjat binaan FPTI Batola. MAN 1 Marabahan juga, mereka punya Sispala (Siswa Pecinta Alam) dan dinding panjat. Itu sangat berpotensi untuk dibina menjadi atlet. Tapi yang namanya sekarang FPTI Batola tidak jalan, semuanya menjadi tidak terbina dengan baik,” keluhnya.
Sedangkan anggota KPA Tapak Barito dari divisi Rock Climbing, yang juga namanya tak ingin dikorankan, menuturkan kepada koranbanjar.net, ia dan para climber (sebutan untuk pemanjat tebing, red) dari KPA Tapak Barito sangat mengharapkan keberadaan fasilitas panjat dinding dari FPTI Batola.
“Karena selama ini, jika kita ingin latihan manjat, kita terpaksa ke Banjarmasin nebeng latihan di dinding panjat punya teman-teman Mapala di sana,” katanya.
Mengenai pembinaan atlet panjat yang harusnya difasilitasi dengan dinding panjat, menurutnya, memang wajib dilakukan oleh FPTI Batola.
“Kalaupun FPTI Batola itu punya atlet, yang jadi masalah sekarang latihannya mau ke mana? Ke dinding panjat MAN 1 Marabahan? Malu lah. FPTI Batola itu kan punya anggaran jutaan rupiah per tahun di KONI Batola, masa nebeng latihan ke sekolah,” bebernya.
Saat berusaha dikonfirmasi koranbanjar.net hari ini, nomor telepon Ketua Umum FPTI Batola, Adenan, 08115114XXX, yang menurut kabar saat ini sedang berdomisili di Banjarbaru, tidak aktif.
Sedangkan saat dikonfirmasi koranbanjar.net melalui pesan Whatsapp, hari ini, salah satu Dewan Penasehat FPTI Batola periode 2015-2020, Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor, secara tersirat mengetahui ketiadaan kegiatan dari Pengurus FPTI Batola saat ini.
Oleh karenanya, saat dimintai tanggapan terkait perkembangan FPTI Batola saat ini, Wabup Batola yang merupakan anggota Mapala Fakultas Teknik ULM Banjarbaru itu berharap agar Pengurus FPTI Batola saat ini bisa segera melakukan pembenahan di dalam kepengurusannya.
“Harapan saya FPTI Batola mulai melakukan pembenahan secara internal dengan memperkuat kepengurusan terlebih dahulu dan memasukkan orang-orang yang punya kepedulian tinggi terhadap olahraga panjat,” harapnya.
Kemudian, lanjutnya, Pengurus FPTI Batola saat ini diharapkan bisa menjalin komunikasi yang baik dengan Pemda Batola.
“Sehingga pembinaan atlet akan lebih terarah apabila didukung dengan sarana dan prasarana serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan atlet. Dengan begitu, kita bisa melahirkan atlet-atlet panjat yang mampu meraih prestasi,” tulisnya.
Ayah beranak satu itu berpendapat, suatu organisasi olahraga dapat diukur bukan cuma bisa tersalurkannya minat dan hobi para atlet, tapi juga kemampuan dalam meraih prestasi. (dny)