Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Sikapi Isu Sampah, SDIT Ukhuwah Membuat Bantal Ramah Lingkungan Dari Sampah Plastik

Avatar
368
×

Sikapi Isu Sampah, SDIT Ukhuwah Membuat Bantal Ramah Lingkungan Dari Sampah Plastik

Sebarkan artikel ini
Seorang Ustazah mengajarkan cara menggunting sampah plastik untuk dimasukan ke dalam kain bantal. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Ketika terjadinya isu penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Basirih hingga berdampak hampir seluruh sudut Kota Banjarmasin dikelilingi sampah yang menumpuk dan menimbulkan bau.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Kondisi ini membuat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin prihatin dan perduli terhadap fenomena sampah yang berhamburan di berbagai wilayah di Kota Seribu Sungai tersebut.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Untuk itu SDIT Ukhuwah 1 dan SDIT Ukhuwah 2 Banjarmasin mengadakan sebuah kegiatan edukasi dengan menggandeng Komunitas Putik Bersih bertempat di Aula SDIT Ukhuwah Banjarmasin 1, Rabu (21/4/2025).

Adapun kegiatan pemanfaatan sampah terutama sampah plastik untuk diolah menjadi sebuah benda yang berguna bagi manusia salah satunya bantal yang diberi nama Bantal Ramah Lingkungan dengan mengambil tema Manfaatkan Sampah Untuk Masa Depan Kita.

“Kegiatannya pada hari ini beda dari kegiatan-kegiatan lainnya. Anak-anak yang seluruhnya adalah kelas satu diajarkan bagaimana memanfaatkan sampah organik atau plastik bisa membentuk bantal,” terang salah satu panitia juga sekaligus Guru Pendamping Ustazah Ersa Yunita didampingi Founder Komunitas Putik Bersih Istiqomah Nuzula.

Lanjutnya, sebelumnya para peserta yang terdiri dari murid kelas 1 dan semua ada 7 kelas ini diberikan penjelasan agar bisa membuat karakter mereka menjadi kuat.

“Hingga mereka menyadari bahwa ternyata sampah itu berasal dari kita sendiri bukan dari orang lain,” ujarnya.

Berbeda dengan kegiatan anak-anak pada umumnya, untuk anak didik kelas 1 ini mereka masih ingin mengenal dan rasa keingintahuan yang tinggi tentang kegunaan sampah organik.

Tujuan kegiatan adalah memberikan edukasi kepada anak-anak bukan hanya tentang sampah tetapi melihat situasi dan kondisi yang terjadi di sekitar wilayah tempat tinggal.

Kebetulan di Banjarmasin lagi ramai tentang isu penutupan tempat pembuatan sampah. Walaupun setiap hari para guru memerintahkan kepada anak-anak untuk memungut sampah daun-daun.

“Tetapi tidak semua anak-anak paham mengapa jadi memungut sampah daun,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ustazah Ersa menginginkan agar karakter cinta bersih dan memahami jika sampah organik dapat dimanfaatkan sudah tertanam semenjak usia dini atau kelas 1.

Sementara Founder Komunitas Putik Bersih Istiqomah Nuzula menyampaikan pihaknya diminta pihak SDIT Ukhuwah untuk mendukung dan berkolaborasi memberikan edukasi kepada anak-anak kelas 1 SDIT Ukhuwah Banjarmasin.

“Hari ini kita mencoba untuk sharing kepada anak-anak SDIT Ukhuwah kelas 1 untuk membuat ekopilo atau bantal ramah lingkungan berbahan dasar sampah plastik yang mereka dibawa dari rumah,” tuturnya.

Bukan hanya mengedukasi tentang pemanfaatan sampah dan pentingnya hidup bersih, Istiqomah mengatakan Komunitas Putik Bersih juga menyasar kalangan mahasiswa tetapi juga masayarakat umum. (yon/bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh