Para ibu rumah tangga (IRT) dari Pulau Bromo Banjarmasin mengeluhkan jalan titian kayu yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak tersentuh pembangunan pemerintah.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Para IRT kepada media ini, Selasa (13/9/2022) di Jalan Teluk Perenggean RT 6 Pulau Bromo Banjarmasin, mengeluhkan jalan titian kayu, juga mengungkapkan keberatan terhadap kenaikan tarif air PTAM Bandarmasih.
“Berat pang kalau sampai naik, sudah barang-barang naik, ditambah tarif air yang naik, sedangkan suami pekerjaan cuma buruh kasar, kalau bisa jangan naik,” tutur salah satu dari ibu-ibu bernama Janah yang dibenarkan IRT lainnya.
Meskipun sekarang kata Sala, teman Janah yang duduk di sampingnya menambahkan, saluran air PTAM Bandarmasih di tempat mereka sudah lancar, akan tetapi bagi mereka ini karena harus dihadapkan dengan naiknya tarif air leding.
“Sedangkan laki kerja cuma sendiri, gaji harian lagi. Tidak ada kami disini laki pekerja tetap apalagi pegawai,” tuturnya sembari tertawa.
Ditanya pengeluaran dalam satu hari, kebanyakan dari mereka mengatakan berkisar Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per hari.
“Dulu bisa beli beras tiga liter paling sedikit, bisa sampai lima liter, sekarang beli per liter aja lagi, apa semua serba mahal, ” tutur Janah lagi.
Sementara Ida, menyampaikan jalan titian di Pulau Bromo kondisinya sangat memprihatinkan.
“Jalan ini sudah kurang lebih dua puluh tahun lebih tidak pernah dapat bantuan perbaikan dari pemerintah,” sebutnya.
Bahkan ia menceritakan kerap terjadi kecelakaan kalau hari hujan karena jalannya licin.
“Sering bahkan sudah tidak kehitungan orang yang jatuh ke bawah, alhamdulilah selama ini untung (beruntung) orang yang jatuh bisa berenang, kalau kada (tidak) tenggelam, bisa mati lemas kan di bawah sungai,” ceritanya.
Dirinya bersama ibu-ibu lainnya, memohon agar jalan titian kayu di Pulau Bromo direhabilitasi atau diganti jalan beton.
“Karena itu impian kami selama ini, ingin sekali merasakan jalan semen (beton) seperti jalan-jalan lain,” pungkasnya. (yon/sir)