Jumlah penduduk di Indonesia menurut data dari Hootsuite dan We Are Social sudah mencapai 274,9 juta, sedangkan jumlah gadget yang digunakan sebanyak 345,5 juta. Hal ini menandakan bahwa penduduk Indonesia mayoritas mempunyai gawai lebih dari satu.
RANTAU, Koranbanjar.net – Akses informasi yang terbilang mudah menjadikan dunia digital mempunyai sisi yang bermanfaat dan sisi lainnya berbahaya. Dari latar belakang itulah, perlu adanya wadah pembelajaran mengenai dunia digital. Presiden RI, Joko Widodo yang bekerja sama dengan Kemenkominfo dan Siberkreasi menggelar program literasi digital untuk masyarakat Indonesia yang semakin cakap digital.
Webinar Literasi Digital via Zoom diselenggarakan di Kabupaten Tapin pada Kamis (22/7/2021) dimulai pukul 14.00 Wita. Acara yang menjadi program dari visi Presiden Joko Widodo ini dipandu oleh Host Reza Rahman.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Bupati Tapin, Drs H M Arifin Arpan MM.
“Sesuai dengan arahan visi presiden, beserta Kemenkominfo dan Siberkreasi. Untuk meningkatkan tingkat kecakapan masyarakat dalam dunia digital. Peta literasi digital yang dirancang adalah digital skill, digital safety, digital ethics, dan digital culture,” ujarnya.
Pemateri pertama, Khairullah Anshari, seorang Tenaga Ahli PKK Kab Banjar menyampaikan materi terkait Budaya Digital. Ia menyebutkan bahwa ada beberapa area dan indicator digital culture.
“Pengetahuan nilai-nilai Pancasila dan bhineka tunggal ika, digitalisasi kebudayaan, mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri,” ujarnya.
Khairullah menjabarkan 9 elemen yang harus dimiliki oleh warga digital :
1. Akses digital
2. Keamanan digital
3. Kesehatan digital
4. Hak dan kewajiban digital
5. Hukum digital
6. Etika digital
7. Literasi digital
8. Komunikasi digital
9. Ekonomi digital
“Semua orang bisa melestarikan budaya melalui dokumentasi kegiatan kebudayaan dan unggahan di sosial media, upaya ini menjadikan kegiatan tersebut dapat diakses oleh masyarakat dunia,” ucapnya. Ia mengatakan literasi digital ini dapat menjadi sarana pengetahuan budaya. “Literasi digital ini sejajar dengan kurikulum, buku budaya, website, mobile applications, mobile game dengan pengetahuan dan pelestarian budaya,” tambahnya.
Pemanfaatan media digital dalam kebudayaan disebutkan Khairullah dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu media digital sebagai alat memasarkan budaya lokal ke dunia, kerja sama pemerintah dengan media nasional dan internasional, meningkatkan ekonomi dan investasi melalui promosi budaya, hingga digitalisasi informasi budaya.
Pemateri kedua, Rio Brahma, seorang Presenter TV memaparkan materi terkait Digital Skills. Ia menjelaskan bahwa digital skills yang harus dimiliki adalah komunikasi yang beretika dan memahami cara pemakaian gadget.
“Ditambah lagi kemampuan editing foto atau video, khususnya pemasaran digital dan promosi. Hal-hal semacam itu sangat dibutuhkan sekarang,” ujarnya.
Ia menjabarkan masyarakat di era yang serba digital ini lebih menyukai pekerjaan freelance atau sebagai pekerja lepas.
“Beberapa pekerjaan yang sedang ramai digandrungi dan banyak dibutuhkan itu content writer, social media specialist, content creator, design grafis, digital marketing, web designer, bisnis online, dan social media influencer,” jelas Rio.
Pemateri ketiga, Rini Dwi Masmuda, seorang penyiar dan jurnalist memaparkan materi terkait ‘Fungsi dan Jejaring Sosial’. Rini memaparkan bahwa jejaring sosial menjadi sarana diskusi dan komunikasi dengan jangkauan yang luas.
“Jejaring sosial jadi tempat untuk bertukar informasi, promosi usaha di bidang perdagangan dan media hiburan serta pembelajaran,” ucapnya.
Rini juga menambahkan dampak negatif yang harus diwaspadai oleh para pengguna internet.
“Pemahaman dan penggunaan bahasa kadang menjadi terganggu, memunculkan sifat mementingkan diri sendiri dan menjadi antisosial di kehidupan nyata, banyak situs menjadi lahan kejahatan, banyak juga postingan pornografi, penipuan, perjudian, dan hal buruk lainnya,” jelasnya.
Ia membagikan 3 tips dalam bersosial media.
“Think before typing, think before talking, and think before posting,” kata Rini.
Pemateri terakhir, Tonie Kurniawan, seorang Marketing Specialist menjelaskan tentang ‘Cara Aman Belanja Online.
“Yang pertama itu pilih situs belanja online terpercaya, perhatikan reputasi toko online, periksa ulasan foto produk, lihat kelogisan harga, gunakan pembayaran melalui aplikasi terpercaya, dan waspada terhadap keamanan saat melakukan pembayaran,” ujarnya.
Tonie menjelaskan bahwa kerugian pembeli dalam berbelanja elektronik atau online itu diatur dalam undang-undang.
“Disebutkan dalam pasal 28 ayat 1 UU ITE dengan penjara paling lama 6 tahun atau denda 1 milyar rupiah,” jelasnya (Koranbanjar/and)