Webinar Literasi Digital Tanah Laut: Berkenalan dengan Internet Selama Era Pandemi

Perkembangan teknologi saat ini kian meluas dan mendominasi sehingga mempengaruhi dan berdampak besar dalam segala aspek kehidupan. Mulai dari hal kecil seperti berhitung hingga melakukan hal-hal besar seperti membangun rumah dan gedung, sekalipun semua bergantung pada teknologi yang ada.

PELAIHARI, Koranbanjar.net – Perubahan digital saat ini yang begitu cepat membuat manusia mampu mempelajari teknologi dan menggunakan teknologi semaksimal mungkin. Seperti berinteraksi dengan orang lain, mendapatkan informasi hingga mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari.

Hal tersebut mengemuka dalam seri webinar literasi digital Kabuapten Tanah Laut, dengan tema Berkenalan Dengan Internet Selama Era Pandemi, Selasa (6/7/2021).

Pada webinar ini narasumber pertama Fifi Alfiana Rosyidah yang merupakan seorang Bussines Analyst. Ia membahas mengenai apa yang dimaksud dengan Phising? Bagaimana phising itu dan cara untuk menghindarinya?

Fifi menjelaskan phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelolaan, data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

Fifi menjelaskan phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelolaan, data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

“Biasanya kegiatan phising ini memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari, padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan,” ucap Fifi.

Pelaku phising juga biasanya menampakkan diri sebagai pihak atau institusi yang berwenang, dengan menggunakan website atau email palsu yang tampak meyakinkan, biasanya banyak orang yang berhasil dikelabui.

Fifi juga menambahkan, kebanyakan mereka yang tergiur akan iming-iming hadiah, berupa kouta gratis atau potongan belanja online dengan tidak sadar mereka sudah masuk kesitus palsu dan memberikan data pribadi mereka.

Untuk itu Fifi memberikan beberapa tips supaya terhindar dan mencegah menjadi korban phishing dimedia sosial. Di antaranya sebagai berikut:

1. Simpan Informasi Pribadi
2. Jangan Menerima Permintaan Pertemanan dari Orang Asing
3. Amankan Akun seperti Barang Berharga Lainnya
4. Tinjau Aktivitas Akun dan Hapus Spam
5. Jangan mengklik link pada pesan email.
6. Hanya mengetik data rahasia pada website yang aman.
7. Berhati-hati ketika login yang meminta hak Administrator.
8. Cermati alamat URL-nya yang ada di address bar.
9. Back up data anda.

Selanjutnya narasumber kedua Mirza Yogy Kurniawan yang merupakan seorang Dosen Teknik Informatika memaparkan tentang Digital Skill and Online Learning.

Mirza mengatakan menurut survei IMD World Digital Competitiveness 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asean. Memiliki digital skills merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing, tidak hanya bagi angkatan kerja tetapi juga masyarakat umum.

Saat ini ada 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. “Masyarakat Indonesia termasuk yang paling aktif bermedia sosial,” ujar Mirza.

Angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital. Mirza juga mengatakan, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.

“Literasi digital adalah basic skill yang diperlukan agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya,” tambahnya.

Dalam hal ini ia juga mengatakan bahwa dimasa pandemi Covid-19 membawa perubahan yang signifikan pada dunia pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Agar menggenjot efektivitas online learning, dalam upaya meningkatkan literasi digital.

“Penguasaan literasi digital yang lebih baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa secara individu dan kualitas pendidikan nasional. Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyingkap urgensi meningkatkan literasi digital. Mengingat penggunaan internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang transformasinya terakselerasi karena pandemi Covid-19,” ujar Mirza.

Untuk itu ia menyarankan agar penggunaan internet harus dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan manfaat dari kegiatan yang mereka lakukan pada platform digital.

“Upaya ini perlu dilakukan sejak dini, terlebih kini anak-anak juga sudah mulai menggunakan internet,” tegas Mirza.

Seperti yang diketahui bahwa saat ini seluruh kegiatan yang diberlangsungkan secara online mengakibatkan seluruh masyarakat menjadi mau tidak mau membiasakan diri dengan digitalisasi. Para orang tua yang paling merasakan dampak perubahan system online karena pembatasan social ini, para kaum millenial dan generazi Z telah terbiasa dengan teknologi.

Menurut data We are Social Internet World Stats US Census Bureau GSMA APAC January 2020. Menyatakan bahwa pengguna Internet pada wilayah Asia pada Januari 2020, Indonesia berada pada peringkat ke-3 dengan jumlah pengguna Internet sebesar 175.4 juta.

Hampir seluruh kegiatan baik kegiatan ekonomi, pembelajaran, komunikasi dilaksanakan dirumah dan secara online. Menurut data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Pada 21 November 2020 menyatakan bahwa Di Indonesia terdapat 493.308 kasus positif, 413.955 sembuh dan 15.774 meninggal dunia. Terhitung selama 8 bulan setelah Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020.

Tingginya pengguna Internet di Indonesia salah satunya juga dipengaruhi adanya bonus demografi yang diterima Indonesia. Kebijakan Work From Home, Study From Home menjadikan kita terbiasa dengan internet, yang dulunya kita harus bertatap muka untuk melakukan kegiatan tersebut namun saat ini kita dipermudah dengan beberapa aplikasi seperti zoom, google meet, Big Blue Button dan yang lainnya.

Kemajuan teknologi ini baru dirasakan manfaatnya secara maksimal karena adanya pandemi covid-19 ini sehingga membuat pikiran kita lebih terbuka, dengan meringkas waktu dan tempat kita dapat mendapatkan ilmu, wawasan, secara mudah.

Namun, tetap ada pro kontra di atas semua kemudahan tersebut. Beberapa masyarakat yang kurang mampu, merasa kesulitan untuk mendapatkan sarana pembelajaran seperti handphone, laptop, wifi, kartu perdana dan kuota data karena kesulitan ekonomi yang mereka terima sebagai efek tekanan ekonomi selama pandemic Covid-19 berlangsung.(and)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *