Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Bangsa Indonesia Bangsa yang Bijak Berkomentar.” di Kabupaten Tanah Bumbu, Kamis (4/10/2021) pukul 14.00 Wita.
TANAH BUMBU, Koranbanjar.net – Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Tanah Bumbu M. Zairullah Azhar, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.
Dipandu oleh moderator Shabrina Anwari yang menghadirkan narasumber pertama Prilani dengan materi tentang “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”.
Prilani mengatakan, penetrasi internet di Indonesia hingga kuartal kedua 2020 jumlah pengguna mencapai 196,7 juta orang. Hal tersebut meningkat menjadi 73,7 persen dari 64,8 persen pada 2018 sampai 2019.
“Kebebasan berekspresi di internet adalah ketika kita bisa bebas menyampaikan perasaan, opini, kritik, tanpa rasa takut di bully, diperkarakan, namun tetap menghargai, hak dan kebebasan orang lain,” ucapnya.
Dapat berekspresi sebebas-bebasnya mulai dari topik politik hingga kehidupan sehari-hari namun tetap sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
Kemudian, Etika adalah hakikat nya sifat manusia sebagai seseorang bisa dikatakan baik, bijak, jahat, asusila, dan sebagainya.
“Hukum dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah, undang-undang peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup di masyarakat. Hal penting diperhatikan dalam berekspresi di media sosial, meliputi ujaran tidak mengandung kebencian dan permusuhan, diksi, mimik, SARA,asusila, dan aman,” pungkasnya.
Media sosial digunakan untuk hal yang positif seperti sebagai sarana memuliakan sesama, memuliakan bahasa persatuan, sarana berbagai pengetahuan, sarana berkompetisi, dan kesantunan serta sarana meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Narasumber kedua Muhammad dengan materi tentang “Dampak Positif Bersosial Media”.
Perkembangan dari sosial media tentunya dapat dirasakan oleh banyak pengguna internet di seluruh penjuru dunia.
Kata dia, sepanjang tahun 2010 Kaplan dan haenlein mengembangkan skema atau klarifikasi untuk berbagai jenis media sosial diantaranya adalah proyek kolaborasi, konten, situs jejaring sosial, game world virtual dan social world virtual.
Jenis-jenis media sosial yang sering digunakan untuk menunjang produktivitas bisnis adalah Facebook, YouTube, Instagram, whatsapp, Twitter dan Linkedin.
“Penggunaan dari medsos sendiri dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Anda harus dapat memilah karakter tersebut mulai sekarang. Sehingga anda dapat memanfaatkan fitur dan kemudahan dalam aplikasi medsos sebaik-baiknya dan menghindari perbuatan yang menimbulkan efek negatif untuk bisnis anda,” tuturnya.
Selanjutnya narasumber ketiga Yunike Febryana dengan materi tentang “Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital”.
Yunike mengatakan, Indonesia terdiri dari 714 suku dan memiliki lebih dari 1.001 bahasa daerah yang berbeda.
“Jadi cara kita mempromosikan budaya Indonesia yakni dengan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya,” tuturnya.
Adapun cara-caranya ialah, upload konten yang mengandung unsur budaya, share content yang mengandung unsur budaya, sabar dan ceritakan budaya Indonesia.
Terakhir narasumber Muhammad Sukma dengan materi tentang “Pentingnya Menjaga Keamanan Digital di Era Revolusi Industri 4.0”.
Sukma menjelaskan, keamanan merupakan sebuah keadaan bebas dari bahaya gangguan dan lain sebagainya. Istilah ini sering digunakan dengan sesuatu yang berhubungan dengan kejahatan baik dalam arti luas maupun sempit.
“Pentingnya menjaga keamanan digital dapat menghindarkan kita dari permasalahan yang dapat merugikan kita pribadi atau pihak-pihak tertentu sehingga hal-hal yang buruk bagi kita kedepannya dapat dihindari,” ucapnya.
Adapun, alasan pentingnya menjaga keamanan digital ialah, menjaga informasi pribadi, menjaga nama baik, dan menghindari penyalahgunaan data pribadi. (Jwt)